Jenazah para korban sedang dikumpulkan pihak petugas. (Foto:Dok)
PersadaPos, Jakarta – Karodokpol Pusdokkes Polri, Brigjen Nyoman Eddy memberika penjelasan mengapa pihak kepolisian belum mengizinkan pihak keluarga melihat secara langsung jenazah yang belum dinyatakan teridentifikasi.
“Kami memahami, pihak keluarga sangat ingin melihat langsung. Tapi dalam kasus penemuan tujuh jenazah di Kali Bekasi, hal ini tak memungkinkan, karena akan memengaruhi proses identifikasi lewat metode Disaster Victim Identification (DVI),” ungkap Nyoman.
“Kami juga merasakan kesedihan itu. Tapi dalam prosedur DVI atau identifikasi secara ilmiah itu tidak diperbolehkan, nanti bisa (tidak objektif),” kata Nyoman di RS Polri Kramat Jati.
Tujuh jenazah yang ditemukan di Kali Bekasi, menurut Nyoman, sudah tidak memungkinkan untuk dikenali secara visual atau fisik, karena mengalami proses pembusukan setelah kematian.
Berdasar hasil pemeriksaan forensik ketujuh korban diperkirakan sudah meninggal dunia lebih dari 24 jam sebelum ditemukan, sehingga identifikasi hanya dapat dilakukan secara medis.
Dalam metode DVI identifikasi dengan pencocokan data antemortem sidik jari korban, sampel DNA, dan gigi yang diberikan pihak keluarga dengan data postmortem dari jenazah.
“Kemudian identifikasi juga harus berdasar standar operasional prosedur yang kita adopsi. Kita lakukan pemeriksaan dulu, dia (pihak keluarga korban) berhak memberikan keterangan,” ujarnya.
Menurut Nyoman, data pembanding sidik jari korban semasa hidup, sampel DNA inti keluarga, dan peta gigi korban semasa hidup akan dicocokan dengan data postmortem.
“Bila hasilnya cocok maka jenazah dinyatakan teridentifikasi dan dapat diserahkan kepada keluarga, namun proses identifikasi ini butuh waktu agar hasilnya akurat,”tegasnya.
“Jika jenazah lebih dari 24 jam (meninggal) susah dikenali. Tapi kami selaku expert (ahli) itu bisa menggunakan metode antemortem, postmortem, rekonsiliasi,” tuturnya.
Hingga kini baru dua jenazah yang dinyatakan teridentifikasi yakni Muhammad Rizky (19) dan remaja laki-laki berinisial AD (16). Sementara lima lainnya masih dalam proses identifikasi. (Lind)