Taj Yasin
PersadaPos, SEMARANG – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng bersama Badan Wakaf Indonesia (BWI) setempat bakal mengoptimalisasi wakaf produktif. Sebab, potensinya dinilai besar.
Ketua BWI Perwakilan Jawa Tengah, Imam Masykur mengatakan, di Jawa Tengah terdapat 112.834 bidang tanah wakaf dengan total luas mencapai 5.825,77 hektare. Dari jumlah itu, 78.492 bidang seluas 3.978,54 hektare sudah bersertifikat, sedangkan 34.342 bidang seluas 1.847,23 hektare belum bersertifikat.
“Selama ini banyak tanah wakaf yang baru dimanfaatkan untuk madrasah atau masjid, tapi belum optimal secara ekonomi. Sekarang sedang kami dorong agar bisa lebih produktif,” kata Imam di Rumah Dinas Wakil Gubernur Jateng, Kamis, 23 Oktober 2025.
Ia menjelaskan, Pemprov bersama BWI kini tengah menyiapkan model pengelolaan wakaf produktif, termasuk gerakan wakaf uang dari Aparatur Sipil Negara (ASN).
Imam menambahkan, dua daerah yakni Kota Semarang dan Kendal telah ditunjuk sebagai kota wakaf percontohan, dan selanjutnya akan diupayakan menyusul Demak dan Kudus.
Sekretaris Nadzir Wakaf Uang BWI Jateng, Ahmad Furqon mengatakan, program wakaf uang ASN ini akan diinvestasikan pada sektor-sektor produktif. Hasilnya akan digunakan untuk pembangunan rumah sakit gratis bagi keluarga tidak mampu, renovasi masjid, serta kegiatan yang mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).
“Program ini juga mendukung Instruksi Presiden Nomor 8 tentang penghapusan kemiskinan ekstrem. Kalau wakafnya di atas Rp1 juta, kami bisa keluarkan sertifikatnya,” jelasnya.
Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin mengatakan, gerakan wakaf uang ASN ini merupakan langkah strategis dalam membangun kemandirian ekonomi umat.
Kendati begitu, Ia menegaskan wakaf harus dikelola secara produktif dan berkelanjutan, bukan hanya dikumpulkan lalu disalurkan.
“Kalau ini dikelola dengan produktif, maka hasilnya bisa memberdayakan fakir miskin,” kata Taj Yasin.
Ia juga mendorong agar wakaf dikolaborasikan dengan madrasah dan masjid yang bisa mengembangkan unit usaha, seperti toko atau tempat istirahat bagi musafir.
“Dengan begitu, hasilnya bisa terus berputar dan menjadi manfaat yang abadi bagi masyarakat,” tegasnya.
Taj Yasin menambahkan, pelibatan ASN dan masyarakat luas, menjadi kunci agar wakaf uang benar-benar menjadi gerakan sosial yang berdampak luas.
“Kami mendukung penuh upaya menjadikan wakaf uang sebagai dana abadi umat yang tidak hanya membangun, tapi juga memberdayakan,” pungkasnya. (Lind)