Suasana di arena cabor taekwondo PON XXI di Martial Arts Arena Deli Serdang Sumut. (Foto:Dok/KONI Jateng)
PersadaPos, Deli Serdang – Bertanding di Martial Arts Arena Deli Serdang Sumut, tim poomsae putri Jateng harus menelan kekalahan pahit meski tampil secara maksimal. Atas hasil itu, Jawa Tengah pun melayangkan protes keras.
Berbekal bukti berupa rekaman video, kontingen Jawa Tengah langsung bersiap melayangkan protes ke PB PON.
Manajer tim taekwondo Jawa Tengah, Roy Nugroho menyampaikan kekecewaannya atas kinerja wasit yang bertugas. Menurutnya, wasit melakukan kesalahan penilaian yang sangat fatal.
Padahal, kesalahan dari tim Sumut sangat jelas terlihat. Yaitu kaki bergoyang dan salah gerakan.
“Kesalahan itu fatal sekali karena mayornya, goyang kaki terjadi 2 kali, dan yang paling fatal adalah salah gerakan. Namanya jurus kok gerakannya salah,” katanya.
Ia menyebut, poomsae putri merupakan salah satu nomor yang diharapkan mampu mendukang medali emas. Namun, keputusan wasit di babak semi final sangat diluar dugaan.
Alih-alih unggul jauh karena tim Sumut melakukan kesalahan, tim Jawa Tengah malah kalah dengan skor tipis.
“Harusnya pengurangan nilai besar sekali, sedangkan ini penilaiannya sama-sama nilai 8 hanya selisih di koma,” sambung Roy.
Bawa ke PB PON
Tim taekwondo Jawa Tengah memang langsung melayangkan protes ke panitia sesaat setelah wasit mengumumkan hasil pertandingan.
Namun, kata Roy, panitia menolak mentah-mentah protes dari Jawa Tengah. Malahan, panitia hanya berjanji akan menghukum wasit yang bertugas.
“Dari pihak panitia hanya merepson akan memberikan punishment kepada wasit-wasit yang melakukan kesalahan, padahal itu urusannya mereka,” katanya.
Tim Jawa Tengah pun akan membawa kasus ini hingga ke PB PON untuk mendapatkan keadilan.
“Kita akan tetap maju ke PB PON, harapannya kita minta keadilan, sistem perwasitannya diperbaiki,” tandasnya. (Lind)