PersadaPos, Semarang – Kasus DBD (Demam Berdarah Dengue) di Kota Semarang, tercatat di Dinas Kesehatan mencapai 231 kasus dengan 3 kematian per 29 Juni 2024.
Kepala Dinkes Kota Semarang, Moh Abdul Hakam mengatakan, warga perlu waspada potensi penyakit DBD, yang sering muncul saat musim hujan yang disertai panas.
”Suhu yang hangat dan optimal ditambah intensitas hujan, berpotensi meningkatkan perkembangbiakan jentik nyamuk aedes aegypti, yang menularkan virus dengue penyebab DBD,” jelas Hakam kepada wartawan, Rabu, 3 Juli 2024.
Menurut dia, tiga kematian yang disebabkan DBD tersebut, semuanya adalah usia anak-anak (di bawah 18 tahun), sedangkan kasus demam dengue (DD) total mencapai 4.507 kasus.
”Hingga kini, terjadi peningkatan kasus Demam Dengue sebesar dua kali lipat dibandingkan tahun 2023,” paparnya.
Ia mengungkapkan, Kota Semarang dengan tingkat mobilitas dan kepadatan penduduk yang tinggi, rentan terhadap ancaman perubahan iklim.
”Khususnya dampak perubahan iklim terhadap kejadian penyakit menular seperti Demam Berdarah, Chikungunya, dan penyakit pernafasan (respiratory illness),” paparnya
Hakam menjelaskan, rentang usia paling mendominasi kasus DBD adalah usia remaja, dengan persentase 31 persen, disusul usia anak-anak anak 25 persen, pralansia 13 persen, dan balita sebesar 10 persen.
”Sisanya, kasus DBD pada lansia 9 persen dan neonatal (usia kurang dari satu tahun) sebesar 1 persen,” terangnya.
Saat ini, katanya, DKK Semarang juga sudah menyebarkan rapid test, yang dapat dilakukan secara langsung di seluruh Puskesmas Kota Semarang.
”Temuan kami cukup banyak karena kami menyebarkan rapid test. Kalau dulu kena DB, tahu saat sudah di Rumah Sakit. Sekarang rapid test DBD bisa dilakukan langsung di seluruh Puskesmas di Kota Semarang,” Pungkas Hakam. (pras)