PersadaPos, Semarang – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau, masyarakat di sejumlah kota dan kabupaten di Jawa Tengah untuk mewaspadai cuaca ekstrem saat musim kemarau ini.
Kepala Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang, Yoga Sambodo, mengatakan, kondisi cuaca ekstrem diperkirakan akan terjadi hingga Sabtu, 6 Juli 2024.
”Cuaca ekstrem potensial, terjadi karena dipicu beberapa factor, di antaranya aktifnya Madden Julian Oscillation (MJO) di wilayah Indonesia,” ungkap Yoga dalam keterangan pers, Jumat, 5 Juli 2024.
Selain itu, katanya lagi, ada aktifnya gelombang Rossby di Indonesia, termasuk wilayah Jateng, serta labilitas lokal kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal.
Menurutnya, fenomena tersebut menyebabkan peningkatan potensi cuaca ekstrem di Jateng.
Cuaca ekstrem tersebut, jelasnya, bisa berupa berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, yang dapat disertai petir, kilat, serta angin kencang di beberapa wilayah Jateng.
Ia menjelaskan, pada Jumat, 5 Juli 2024, yang terancam cuaca ekstrem adalah Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Kebumen, Purworejo, Blora, Pati, Pekalongan, Pemalang, Brebes dan sekitarnya.
Yoga menyebutkan, pada Sabtu, 6 Juli 2024, daerah yang terancam cuaca ekstrem adalah Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Boyolali, Kebumen, Purworejo, Tegal, Brebes, dan sekitarnya.
Ia pun mengimbau, masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem pada periode tiga hari ke depan.
Cuaca ekstrem ini, lanjutnya, berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi, baik berupa banjir, banjir bandang, longsor, puting beliung, hujan es, pohon tumbang, dan sambaran petir.
”Kondisi ini, terutama untuk masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi,” pungkas Yoga Sambodo. (pras)