PersadaPos, Semarang – Jalan Pantura di Kaligawe, Kota Semarang, masih tergenang banjir hingga menyebabkan arus lalu lintas terhambat pada Minggu Siang, 7 April 2024.
Genangan air di beberapa tempat yang mencapai 30 sentimeter itu, bahkan mengakibatkan para pengendara motor kesulitan. Jika nekat menerjang banjir, bisa terjadi motor bakalan mogok.
Jalur Pantura dari arah Semarang ke Demak dan sebaliknya, yang tergenang banjir terjadi di dua arah. Padahal, kendaraan para pemudik mulai padat sejak Sabtu, 6 April 2024.
Salah satu pemudik asal Depok, Ulya mengatakan, sempat terjebak banjir di Kaligawe, karena menggunakan petunjuk peta online. Akhirnya, ia mendorong motornya yang mogok.
”Nggak tahu, kalau di sini banjir. Saya kan mau pulang Pati dari Jakarta. Ini mengikuti maps. Mau putar arah juga sudah telanjur. Akhirnya nerjang banjir. Untungnya, motor masih bisa dinyalakan lagi,” katanya.
Begitu pula yang dirasakan Idris, pemudik asal Tegal yang mengatakan, perjalanan mudiknya jadi tidak nyaman karena melintasi jalan yang terendam banjir.
”Baru tahu saat sampai Kaligawe,ternyata banjir. Tidak tahu ada jalur alternatif lewat mana, terpaksa harus tetap nekat melewati banjir,” ungkapnya.
Kapolsek Genuk, Kompol Rismanto mengatakan, pemudik yang melewati Kota Semarang menuju Demak atau sebaliknya, disarankan lewat jalur alternatif untuk mengantisipasi mesin kendaraan mogok, jika nekat menerjang banjir di Kaligawe.
”Lewat jalur alternatif yaitu Jalan Wolter Monginsidi dan melintas di jalur dalam Kota mulai Jalan Soekarno-Hatta atau Jalan Majapahit,” kata Rismanto kepada wartawan lewat telpon, Minggu, 7 April 2024.
Ia menyebutkan, genangan banjir yang masih cukup tinggi yaitu di depan RSI Sultan Agung dan tikungan Kubro, sehingga kendaraan baik mobil maupun motor yang nekat melintas harus hati-hati, karena sudah banyak yang mogok.
”Genangan banjir masih tinggi di depan RSI Sultan Agung dan tikungan arah ke kiri dari pelabuhan, menuju jalan raya Kaligawe,” jelasnya.
Dampak Banjir Pesisir Atau Rob
Sementara itu Kepala BPBD Kota Semarang, Endro P Martanto mengatakan, ketinggian air masih cenderung sama seperti kemarin, meskipun semua pompa baik milik Pemkot atau BBWS sudah dinyalakan.
Ia mengatakan, dari prakiraan BMKG, saat ini sedang ada dampak banjir pesisir dan hari ini puncaknya.
”Ini dampak banjir pesisir seperti yang diprediksi BMKG. Puncak banjir pesisir atau rob puncaknya tanggal 7 April. Mudah-mudahan bisa segera surut,” kata Endro.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang, Suwarto mengatakan, upaya penanganan genangan air telah dimaksimalkan menggunakan pompa, yang total terdapat 12 pompa portabel dan lima dongfeng (mesin disel).
Menurut dia, penanganan genangan air yang tinggi, fokus dilakukan di depan RSI Sultan Agung karena debit di Kali Tenggang masih tinggi, dampak pasang air laut.
”Kami sudah melakukan pompanisasi, ditambah hari ini juga mendatangkan tiga pompa dari Solo (dari BBWS),” kata Suwarto dalam keterangannya kepada wartawan.
Sementara itu dari keterangan BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas Semarang, ada aktivitas pasang air laut yang bisa mempengaruhi dinamika pesisir, di Wilayah Pantai Utara Jawa Tengah berupa banjir pesisir.
BMKKG Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas Semarang mengimbau, masyarakat pesisir pantai waspada adanya fenomena banjir pesisir atau rob yang diprediksi yang terjadi mulai Minggu, 7 April 2024.
”Puncaknya sekitar pukul 16.00 WIB sampai 20.00 WIB, berdampak pada terganggunya transportasi di sekitar pelabuhan dan pesisir, aktifitas petani garam dan perikanan darat, serta kegiatan bongkar muat di Pelabuhan,” tulis BMKG dalam prakiraannya. (pras)