By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
persadapospersadapospersadapos
  • Beranda
  • Hukum
  • Kriminal
  • Politik
  • Metropolitan
  • Seni Budaya
  • Sport
  • Wisata
  • Bisnis
  • Opini
  • Pendidikan
  • Ragam
  • Health
  • LPHI News
  • Redaksi PersadaPos
  • PEDOMAN PEMBERITAAN MEDIA SIBER
  • Kode Etik Jurnalisitik
Reading: Saat Berbuka Puasa Jangan Langsung Merokok, Begini Penjelasan Para Ahli
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
persadapospersadapos
Font ResizerAa
  • Beranda
  • Hukum
  • Kriminal
  • Politik
  • Metropolitan
  • Seni Budaya
  • Sport
  • Wisata
  • Bisnis
  • Opini
  • Pendidikan
  • Ragam
  • Health
  • LPHI News
  • Redaksi PersadaPos
  • PEDOMAN PEMBERITAAN MEDIA SIBER
  • Kode Etik Jurnalisitik
  • Beranda
  • Hukum
  • Kriminal
  • Politik
  • Metropolitan
  • Seni Budaya
  • Sport
  • Wisata
  • Bisnis
  • Opini
  • Pendidikan
  • Ragam
  • Health
  • LPHI News
  • Redaksi PersadaPos
  • PEDOMAN PEMBERITAAN MEDIA SIBER
  • Kode Etik Jurnalisitik
Have an existing account? Sign In
Follow US
  • Advertise
© 2023 Persadapos News Network. All Rights Reserved.
persadapos > Blog > Health > Saat Berbuka Puasa Jangan Langsung Merokok, Begini Penjelasan Para Ahli
Health

Saat Berbuka Puasa Jangan Langsung Merokok, Begini Penjelasan Para Ahli

Prasetyo Persada
Last updated: 2024/03/26 at 12:21 PM
Prasetyo Persada 1 tahun ago
Share
Ilustrasi merokok. /Foto: Dok/Pixabay/
SHARE

PersadaPos, Semarang – Menjalankan ibadah puasa pada bulan Ramadan, tidak hanya dilakukan untuk menimbun pahala, namun juga berguna untuk memperbaiki kesehatan tubuh.

Salah satunya, bisa dimanfaatkan sebagai momentum untuk mengurangi rokok atau bahkan bisa menghentikan kebiasaan merokok.

Dokter spesialis paru Prof dr Tjandra Yoga Aditama SpP(K) MARS, juga mengingatkan kepada para perokok, jangan langsung mengisap rokok begitu waktu berbuka puasa tiba.

”Dari kacamata kesehatan, tentu kita harus berbuka dengan makanan yang sehat dan bergizi.

Dan, kita semua tahu bahwa merokok berbahaya bagi kesehatan, jadi jangan berbuka dengan merokok,” kata Prof Tjandra lewat keterangannya kepada wartawan dikutip pada Selasa, 26 Maret 2024.

Prof Tjandra juga mengingatkan, agar mengutamakan konsumsi hidangan manis, seperti kurma, sesuai dengan anjuran Nabi Muhammad.

Menurutnya, rasa kurma yang manis bisa membantu untuk segera menambah energi yang turun selama seharian berpuasa.

Sementara itu, tegas Prof Tjandra, merokok tidak menjadi sumber energi sama sekali.

”Sesudah kita berpuasa seharian, tentu kita relatif agak lemah. Jadi tentu sangat tidak baik kalau keadaan itu lalu diperburuk lagi dengan merokok untuk berbuka,” imbau Direktur Pasca Sarjana Universitas Yarsi tersebut.

Merokok juga tidak bisa selalu dijadikan alasan sebagai ‘penyemangat’ untuk melakukan aktivitas.

Sehari penuh berpuasa tanpa menghisap rokok sama sekali dan tetap bisa beraktivitas, justru menjadi bukti kalau tubuh memang bisa beradaptasi.

Artinya, lanjut Prof Tjandra, anggapan kalau harus merokok dahulu agar bisa bekerja menjadi tidak valid, karena pengalaman nyata di bulan Ramadan telah membuktikan hal sebaliknya.

”Seharusnya puasa Ramadan tahun ini, dipakai sebagai momentum untuk berhenti merokok. Karena sudah terbukti bahwa kita dapat beraktifitas dengan baik dari pagi sampai sore, jadi ‘ketagihan’ rokok sudah bisa kita kendalikan,” ujarnya.

Dia pun menyarankan, agar proses pengendalian diri untuk tidak merokok itu dilanjutkan lagi ketika malam hari usai berbuka puasa.

”Puasa Ramadan ini kita dapat momentum hidup sehat tanpa rokok, dan karena rokok merusak kesehatan maka kita dapat momentum juga menjauhi kebiasaan buruk yang merugikan kesehatan,” jelasnya.

Sementara itu dikutip dari situs Kementerian Kesehatan, merokok ketika keadaan perut masih kosong, berarti hal pertama yang masuk dalam tubuh merupakan zat-zat beracun.

Akibatnya, efek Nikotin akan langsung ke otak. Sehingga, nikotin yang masuk dalam waktu singkat dengan jumlah banyak, berefek mual dan menimbulkan sakit kepala.

Pemicunya, karena kandungan karbon monoksida yang terdapat pada asap rokok mengikat hemoglobin darah, 300 kali lebih kuat dibanding oksigen.

Alhasil, sirkulasi monoksida dalam tubuh menjadi sangat banyak sehingga tubuh menjadi kekurangan oksigen. (pras)

You Might Also Like

Sekda Jateng Dorong Industri Farmasi Kembangkan Obat Herbal

Taj Yasin Ajak Rumah Sakit Swasta jadi Mitra Program Speling

Sudah Jangkau 2 Juta Rakyat Jateng, Program Speling Terus Bergulir

Taj Yasin Dorong Regenerasi Pendonor Darah Lewat Sosialisasi ke Sekolah

Berkat Program Speling, Banyak Penyakit Terdeteksi Secara Dini

TAGGED: berbuka puasa, berefek mual, dokter spesialis paru, jangan langsung merokok, Kementerian Kesehatan, kepala pusing, masuk ke otak, nikotin, Ramadan
Prasetyo Persada 26/03/2024 26/03/2024
Share This Article
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Telegram Email Print
Previous Article Tenggelam Saat Berenang di Embung, Seorang Remaja Wonogiri Ditemukan Meninggal
Next Article Jalur Pantura Semarang-Kudus di Demak Mulai Dibuka, Arus Lalu Lintas Lancar
about us

Persada Pos

  • Beranda
  • Hukum
  • Kriminal
  • Politik
  • Metropolitan
  • Seni Budaya
  • Sport
  • Wisata
  • Bisnis
  • Opini
  • Pendidikan
  • Ragam
  • Health
  • LPHI News
  • Redaksi PersadaPos
  • PEDOMAN PEMBERITAAN MEDIA SIBER
  • Kode Etik Jurnalisitik
persadapospersadapos
© PT Persada Media Sejahtera. All Rights Reserved.
  • Beranda
  • Hukum
  • Kriminal
  • Politik
  • Metropolitan
  • Seni Budaya
  • Sport
  • Wisata
  • Bisnis
  • Opini
  • Pendidikan
  • Ragam
  • Health
  • LPHI News
  • Redaksi PersadaPos
  • PEDOMAN PEMBERITAAN MEDIA SIBER
  • Kode Etik Jurnalisitik
Go to mobile version
adbanner
AdBlock Detected
Our site is an advertising supported site. Please whitelist to support our site.
Okay, I'll Whitelist
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?