PersadaPos, Pekalongan – Selama tradisi Syawalan di Kota Pekalongan, AirNav Indonesia menerima laporan dari pilot yang melihat balon udara yang diterbangkan secara liar.
Direktur Keamanan Keselamatan dan Standarisasi AirNav Indonesia, Ahmad Nurein Aulia mengatakan, sudah ada 12 pilot report di wilayah udara Pekalongan dan sekitarnya sejak Rabu pagi, 17 April 2024.
”Hari ini sudah ada 12 laporan dari pilot, ada balon yang terlihat oleh mereka, mungkin jaraknya cukup jauh,” jelas Ahmad, saat menghadiri Festival Balon Udara yang ditambatkan di Lapangan Mataram, Kota Pekalongan, Rabu, 17 April 2024.
Walau begitu, kata Ahmad, bila dibandingkan dengan tahun 2023 lalu yang tercatat ada 68 laporan pilot, tahun ini laporan balon udara yang diterbangkan secara liar menurun.
Ia menjelaskan, dari adanya laporan pilot itu, pihaknya segera mengarahkan pesawat untuk menghindar dari wilayah udara balon yang diterbangkan liar.
”Tugas kami, kalau sudah terlihat adanya balon udara liar seperti ini, akan menghindarkan pilot supaya tidak melewati daerah itu, supaya pesawat aman,” jelasnya.
”Bisa dibayangkan kalau balon udara liar banyak sekali, itu kan tugas kami menghindarkan pesawat. Itu menjadi sangat penting, seperti kalau kita melihat di jalan menghindari lubang,” tambahnya.
Menurut dia, kalau satu pesawat masih bisa menghindari balon udara liar, tapi kalau banyak pesawat yang harus menghindari balon udara, sangat berbahaya.
Padahal, jelasnya lagi, udara di Kota Pekalongan menjadi jalur padat penerbangan di Indonesia, sehingga menerbangkan balon udara liar itu bisa menimbulkan kepanikan yang luar biasa.
Untuk itu, pihak Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau BUMN yang lebih dikenal dengan AirNav Indonesia, beberapa tahun belakangan ini terus aktif menyosialisasikan potensi bahaya tersebut.
Selain itu, kata Ahmad, juga mengenalkan cara lain untuk bisa menikmati balon-balon udara sebagai tradisi Syawalan, yaitu dengan cara ditambatkan.
”Dengan balon yang ditambatkan, tidak akan mengganggu keselamatan penerbangan,” pungkas Ahmad. (pras)