Wahyu Nur Aini, juara PON Lempar Cakram
PersadaPos, Deli Serdang – Wahyu Nur Aini tak kuasa menahan tangis saat dilakukan upacara penyerahan medali emas lempar cakram putri PON XXI 2024 di Aceh dan Sumut.
Gadis, 26 tahun asal Kota Salatiga Jawa Tengah (Jateng) ini ketika berdiri di atas podium juara pertama terlihat mengusap wajahnya dengan kedua tangan.
“Saya sholawati sebelum bertanding agar bisa menjadi juara. Selama bertanding juga baca sholawat Alhamdulillah bisa meraih nomor satu dan dapat medali emas,” katanya usai pertandingan di Stadion Madya Sena, Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut), Minggu 15 September 2024 sore.
Selain membaca sholawat, Wahyu menjelaskan persiapan menghadapi PON XXI 2024. Semula melakukan training center (TC) di Salatiga, kemudian dipindahkan ke Kota Semarang yang hawanya panas.
Perpindahan TC ini untuk menyesuikan dengan udara di Sumut yang panas. Penyesuaian ini sangat membantu dalam pertandingan.
“Alhamdulillah bisa menyesuaikan diri dari Salatiga hawanya dingin, ke Kota Semarang yang panas, sehingga bisa menyesuaikan dengan cuaca di Medan yang panas,” ujar.
Lebih lanjut, mahasiswa Ilmu Keolahragaan Universitas Ngudi Waluyo Ungaran, Kabupaten Semarang yang tinggal menunggu wisuda menjelaskan tertarik olah raga sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD).
Awalnya adalah olah raga bola voli dan lari. Namun, atas saran Bambang Heru mantan pelatih PPLP, Wahyu sejak masuk di SMP 8 Negeri Salatiga berpindah ke lempar cakram.
Kemudian untuk meningkatkan kemampuan lempar cakram, setelah lulus SMA bergabung di klub PAS Kota Salatiga dengan pelatih inti Muh. Shodik dan Dwi Ratnawati pemegang rekor cakram saat ini.
“Pertama kali juara lempar cakram saat ikut PON remaja di Jawa Timur tahun 2013 saat SMP wakili Jateng. Setelah mewakili Jateng di Popnas, Kejurnas. Alhamdulillah selalui dapat nomor,” ujar gadis kelahiran Salatiga 11 Maret 1998.
Menurut Wahyu, medali emas PON XXI 2024 merupakan puncak prestasinya.
Sebelumnya pernah mengikuti PON 2016 di Bandung dapat nomor lima, dan PON 2021 Papua dapat juara tiga tapi tidak dihitung.
“Waktu di Papua juara tiga tidak dihitung, karena ada kebijakan baru peserta provinsi PON minimal lima, sedangkan di Papua hanya empat provinsi sehingga tak diakui,” ujarnya.
Wahtu menambahkan lemparan dicapai dalam PON XXI 2024 sejauh 48,04 meter adalah terbaik, sekaligus memecahkan rekor pribadi yang sejauh 46 meter.
Bonus untuk Umroh
Atas prestasi medali emas ini, Wahyu mendapatkan apresiasi dari KONI Jateng uang tunai Rp10 juta yang diserahkan langsung Ketua Pengprov PASI Jateng, Rumini sesuai perlombaan.
Atlet peraih medali emas juga akan mendapatkan bonus dari Pemerintah Provinsi Jateng senilai Rp250 juta.
Wahtu menyatakan bila nantinya mendapatkan bonus Rpo250 juta akan ditabung serta digunakan untuk menjalankan ibadah umroh.
“Saya juga akan merenovasi rumah orang tua di Tetep Wates RT 05 RW 6, Kelurhan Sumberejo, Kecamatan Argomulyo Jaten,” kata putri dari pasangan Ny Seneng dan almarhum Agus Supriyanto mengakhiri perbincangan. (Lind)