Para calon transmigran siap diberangkatkan, Selasa, 16 Desember 2025. (Foto:Dok)
PersadaPos, SEMARANG – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memberangkatkan 19 kepala keluarga atau 73 jiwa calon transmigran ke Maluku Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Selatan. Sebelum berangkat ke “tanah harapan”, para calon transmigran dibekali berbagai keterampilan, mulai dari pertanian hingga perbaikan alat listrik, guna meningkatkan kualitas hidup di perantauan.
Calon transmigran asal Kabupaten Pekalongan, Sri Parwiti, bersama suaminya Andi Suprapto serta empat anaknya, akan menuju Taramanu Tua, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Parwiti mengaku keinginan mengikuti program transmigrasi, sudah terlintas dalam benaknya sejak tiga tahun lalu.
“Senang sekali, ini mimpi kami. Kami mendaftar sejak 2022, bahkan sempat berpindah ke daerah lain, tapi tidak ada kuota. Kemudian kami kembali ke Jawa Tengah. Alhamdulillah, baru satu tahun sudah dipanggil,” ujarnya, sebelum pemberangkatan di Kantor Disnakertrans Jateng, Selasa (16/12/2025).
Parwiti mengatakan, motivasi utama mengikuti program transmigrasi adalah untuk memperbaiki kondisi ekonomi keluarga. Di tanah harapan, Parwiti dan suaminya bertekad bekerja keras serta memanfaatkan fasilitas dari pemerintah agar bisa hidup lebih sejahtera.
Di daerah tujuan, Parwiti dan keluarganya akan memperoleh fasilitas berupa lahan seluas satu hektare, rumah tinggal, serta jaminan kebutuhan hidup selama satu tahun.
Hal serupa disampaikan Rosalia, transmigran asal Grobogan. Ia mengaku tertarik pindah pulau demi memperbaiki masa depan keluarganya.
“Ingin menjadi lebih baik, bisa menyekolahkan anak untuk masa depan. Sebelum berangkat, kami dilatih oleh pemerintah provinsi, mulai dari keterampilan bercocok tanam hingga kerajinan tangan,” ungkap ibu rumah tangga tersebut.
Kepala Disnakertrans Jateng Ahmad Azis mengatakan, program transmigrasi 2025 diikuti oleh 19 kepala keluarga (KK) atau 73 jiwa. Daerah tujuan meliputi Waleh, Kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara; Torire, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah; Taramanu Tua, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat; serta Lagading, Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan.
Menurutnya, para peserta berasal dari 17 kabupaten/ kota di Jawa Tengah, yakni Kabupaten Semarang, Rembang, Kota Salatiga, Kabupaten Magelang, Batang, Blora, Pekalongan, Klaten, Sragen, Pemalang, Kota Tegal, Kabupaten Grobogan, Demak, Kebumen, Purworejo, Kota Surakarta, dan Kota Semarang.
“Mereka disaring dari sekitar 400 KK atau 1.600 jiwa, yang mendaftar sebagai calon transmigran pada 2025,” kata Azis.
Setelah lolos seleksi, para peserta dibekali berbagai pelatihan, di antaranya budidaya pertanian, perbaikan alat rumah tangga, kelistrikan, pertukangan, kerajinan tangan, hingga pembekalan kedisiplinan. Hal ini, selaras dengan program Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi untuk memperbanyak program pelatihan, seperti program zilenial sebagai bekal keterampilan hidup masyarakat.
“Mereka diberikan lahan usaha beserta pekarangan seluas satu hektare. Ada juga bantuan dari UPZ, perbenihan, serta pelatihan dasar di balai latihan kerja (BLK) kami, mulai dari pertanian, peternakan, hingga perbaikan alat rumah tangga,” jelasnya.
Selain itu, pada tahun pertama, para transmigran juga menerima jatah hidup (jadup) berupa bahan kebutuhan pokok sambil menunggu hasil dari lahan yang dikelola. Azis berharap para transmigran mampu menata kehidupan baru secara mandiri dan berkelanjutan, di daerah tujuan.
Pemberangkatan tersebut juga dibarengi dengan pelepasan calon transmigran oleh Wakil Menteri Transmigrasi, Viva Yoga Mauladi, secara daring. Dalam kesempatan itu, dia melepas 127 jiwa calon transmigran dari berbagai daerah. Acara dipusatkan di Balai Keratun, Kantor Gubernur Lampung. (Lind)


