Beberapa UMKM di Semarang menerima stiker bebas zat berbahaya, Minggu, 24 Agustus 2025. (Foto: Dok)
PersadaPos, Semarang – Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Semarang, memberi stiker bebas formalin dan boraks bagi UMKM bakso dan mi di Kota Atlas, Minggu (24/8/2025). Total di Jawa Tengah, sudah ada 400 UMKM berbagai makanan yang menerima stiker, sebagai jaminan keamanan pangan, bebas zat berbahaya.
Hal itu diungkapkan Kepala BBPOM di Semarang, Lintang Purba Jaya. Dia mengatakan, kegiatan tersebut merupakan aksi nyata dari gerakan “Gumregah” atau Gugah UMKM Resik Saking Bahan Berbahaya.
Pada peringatan HUT ke-80 RI dan Provinsi Jawa Tengah, pihaknya membentuk 80 kader keamanan pangan, melakukan pendampingan kepada 80 UMKM, dan stikerisasi pada 80 warung makanan siap saji, seperti mi kopyok, mi ayam, bakmi, dan bakso, yang bebas dari bahan berbahaya di Kota Semarang.
Di Jawa Tengah, imbuh Lintang, sebanyak 600 kader keamanan pangan telah terbentuk. Adapula, 400 UMKM aneka makanan yang telah berstiker bebas dari zat berbahaya, mulai dari terasi di Rembang yang kini bebas Rhodamin-B, hingga lanting di Kebumen dan Purworejo.
“(Sebelum dapat stiker) makanan khas Semarang seperti mi kopyok, bakso, dan mi ayam dicek, apakah menggunakan bahan berbahaya, seperti formalin, methanyl yellow, dan Rhodamin-B. Begitu dicek negatif, dilakukan pengecekan ulang. Setelah itu baru diberikan stiker. Nah, stiker itu menyatakan bahwa mereka berkomitmen tidak menggunakan bahan berbahaya pada produk,” ujar Lintang, di Kantor BBPOM.
Tidak berhenti di situ, warung-warung yang telah mendapat stiker juga akan dites kembali. Jika ditemukan pemakaian bahan berbahaya, stiker yang diberikan bisa dicabut.
Oleh karenanya, BBPOM bersama Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus berupaya menggencarkan edukasi, terus mengingatkan jika pangan yang mengandung zat berbahaya dapat menyebabkan kerugian kesehatan, mulai dari kanker hingga penyakit degeneratif lainnya.
Di samping itu, BBPOM juga melibatkan akademisi untuk memberi saran, terkait bahan yang aman pada berbagai penganan. Hal itu agar UMKM tidak bergantung pada zat berbahaya, seperti boraks dan formalin yang tidak boleh untuk dikonsumsi.
Lintang membeberkan, pengawasan juga dilaksanakan oleh kader keamanan pangan serta mitra BBPOM. Diharapkan, dengan pemasangan stiker pada UMKM, akan meningkatkan kepercayaan konsumen.
“Harapannya, data UMKM yang sudah diberikan stiker ini, dapat disampaikan melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Dinas Pariwisata, agar menjadi salah satu rujukan kuliner di Kota Semarang yang memang bebas dari bahan berbahaya,” ujar Lintang.
Pemilik warung nasi goreng dan mi Pak Mien Sentot, Dina, mengaku senang mendapat stiker tersebut.
“Oh ya, senang sekali. Soalnya nanti pelanggan atau konsumen yang melihat ini bisa tahu, bahwa minya sudah diuji dan dites oleh Balai POM, serta layak untuk dikonsumsi,” ujar Dina yang memiliki warung di Jalan Sukun Raya Nomor 38.
Hal serupa diungkapkan pemilik Bakso Naruto, Taqwin Sugi. Menurutnya, stiker dari BBPOM diharapkan akan mendongkrak penjualan baksonya.
“Biar orang-orang lebih mantap lagi, karena sudah terjamin tidak pakai boraks dan formalin. Jadi dikonsumsi lebih nyaman dan aman,” pungkas Taqwin, yang warungnya terletak di Jalan Karangrejo Raya Nomor 26. (Lind)