Peserta kegiatan Penataran Pelatih dan Refreshing Wasit/Hakim Tinju berpose bersama pengurus Pertina Jateng dan nara sumber di Tinju Center Jatidiri Semarang, Sabtu, 9 Agustus 2025. (Foto: Dok)
PersadaPos, Semarang – Potensi petinju cedera bukan semata-semata karena program latihan yang salah, tetapi juga kemampuan wasit di atas ring. Oleh sebab itu, saat bertugas, wasit dituntut jeli dan memiliki mata yang awas.
Hal tersebut disampaikan wasit/hakim nasional, Agung Samsulhadi dalam simulasi pertandingan tinju sebagai materi praktik Penataran Pelatih dan Refreshing Wasit/Hakim Tinju Pertina Jateng 2025 di Gedung Tinju Center Jatidiri, Semarang, Sabtu 9 Agustus 2025.
”Wasit harus jeli di atas ring untuk menjaga keselamatan petinju. Cek, apakah head guard (pelindung kepala) berfungsi dengan baik. Pahami benar kapan harus menghitung, dan menghentikan pertandingan. Mata main, mata main,” kata mantan Ketua Wasit/Hakim PP Pertina itu.
Dalam sesi simulasi, Agung didampingi sejumlah wasit/hakim senior dari Jateng seperti Hunadi Handojo, Mulyadi dan Waluyo. Selain itu Parlindungan Manik, Muhar Sutan dan Agus Triyono yang banyak memberikan materi dasar-dasar melatih, serta Danang Adhi Kusuma yang mengajarkan teknik penilaian komputer pertandingan.
Kegiatan praktik ini, dimonitor langsung oleh Ketua Harian Pengprov Pertina Sudarsono dan Sekum Ade Oesman.
Selama kegiatan praktik, peserta yang terdiri atas 35 pelatih dam 25 wasit/hakim banyak menyerap pelajaran berharga dari wasit/hakim terbaik nasional tahun 2003 itu. Diantaranya tata cara naik ring, mengecek sarung tinju,memberikan hormat, mempertemukan petinju, hingga kapan harus memberi aba-aba Box, Break dan Stop.
Nara sumber juga mengevaluasi kemampuan peserta saat bertugas menilai hasil pertandingan dengan sistem komputer.
Saat simulasi yang diperagakan para petinju PPLOP Jateng tersebut, tim nara sumber sengaja membuat prank untuk menguji kejelian wasit dalam memahami peraturan pertandingan, diantaranya memasangkan head guard tapi terbalik, memasangkan gloves tapi kanan semua, menaruh snack di sisi ring sampai duduk di pojok ring.
Tak Instan
Sesekali terdengar tawa peserta, jika ada rekannya yang lupa mengecek gloves dan celana petinju sebelum bertanding.
”Wasit/hakiim yang baru saya sarankan sering berlatih dan berproses di sasana. Semua keberhasilan tidak dilalui secara instan. Harus terus belajar,” beber wasit/hakim yang pernah bertugas di SEA Games dan Piala Raja Thailand itu.
Agung sendiri menyampaikan apresiasi kepada Pertina Jateng yang menggelar penataran dan refreshing wasit/hakim ini. Dia juga memuji keberadaan Gedung Tinju Center dengan fasilitas yang lengkap, bahkan boleh dibilang terbaik di Tanah Air. Menurutnya, ini jadi modal besar mencetak petinju andal.
Salah satu peserta, Boas Sandhi menyampaikan rasa senang bisa mengikuti kegiatan penataran pelatih yang diikutinya. Guru olahraga SMP Tri Tunggal Semarang itu menilai pelajaran yang didapat adalah kemampuan untuk mengontrol emosi dan tak panik.
”Ke depan saya menyarankan agar Pertina bisa membuat video tutorial aturan pertandingan yang bisa dibawa pulang peserta. Biasanya setelah ikut penataran, karena kesibukan hidup jadi lupa,” katanya.
Ketua Harian Pertina Sudarsono yang menutup kegiatan menyampaikan terima kasih atas partisipasi peserta pada acara ini. Dia sangat berharap, semua materi yang diberikan narasumber bisa bermanfaat sebagai bekal bagi para peserta.
Pada kesempatan itu, secara simbolis dilakukan penyerahan sertifikat kepada peserta serta foto bersama. (Lind)