Zaanse Schans
PersadaPos, Semarang – Awal tahun 2024, teman – teman seangkatan kerja di Angkasa Pura 2 punya rencana untuk liburan keluar negeri. Mumculah ide untuk coba eksplor negara Eropa.
Setelah izin orang tua dan alhamdulillah diizinkan, langsung gasss aku siap ikut. Kebetulan dapat penerbangan yang promo juga, Turkish Airlines, tanggal 6 Oktober 2024 – 22 Oktober 2024 seharga 9 Jutaan PP.
List journey trip sebenarnya Swiss tapi sekalian saja buat eksplore negara Eropa lainnya yang tentu bagus-bagus juga.
Hal pertama yang kami siapkan pastinya Visa Schengen. Karena penerbangan kami memilih landing pertama di Eropa adalah Amsterdam. Kami mengurus visa di VFS Belanda.
Visa Schengen Belanda punya banyak persyaratan. Form Aplikasi Visa, Form Appointment di Vfsglobal.com, Pasport Asli & Fotocopy (bagian depan data diri, kolom ttd, lembar Endorsment), Surat Keterangan Kerja (ada Pernyataan sejak kapan kita bekerja di perusahaan, posisi di perusahaan, tujuan datang ke negara tersebut, tanggal perjalanan dan menjelaskan bahwa biaya selama perjalanan ditanggung sendiri, rekening koran 3 bulan terakhir (ada cap dari bank)
Bisa juga print dari mbanking, minimal saldo 100 euro per hari trip dan jangan ada nominal masuk secara tiba – tiba dalam jumlah besar, untuk mengecek cashflow rekening kita.)
Slip Gaji 3 bulan terakhir, Fotocopy SK Kerja, Fotocopy Akte, KK, KTP (untuk jaga-jaga), print out tiket pesawat, bukti booking hotel (bisa dummy), Itinerary perjalanan, Polis Asuransi Perjalanan (masa berlaku sesuai dengan masa perjalanan, mengcover covid asuransi), dan bayar biaya.
Biaya pembuatan visa 80 euro + administrasi 17,36 euro.
Setelah persyaratan disiapkan, dan tiba jadwal appointment kami di vfs. Di Vfs prosesnya cepat, kami hanya perlu antri, dan memberikan berkas-berkas persyaratan. Sambil ditanya-tanya sedikit soal di sana untuk apa, sudah pernah ke Eropa belum, dll.
Jika rombongan seperti kami berempat, antriannya jadi satu saja. Jadi tergabung dan bergiliran untuk penyerahan berkas. Setelah itu lanjut perekaman sidik jari.
Sebulan setelah appointment Vfs kami mendapat kabar untuk mengambil hasil pengajuan Visa di tempat yang sama Vfs Global. Dan hasilnya kita lolos, ada cap Visa Schengen di Pasport kam.
Alhamdulillah perjalanan dimulai.
Perjalanan pertama selama 12 jam di pesawat kami transit di Istanbul Turki selama 12 jam.
Hagia Shopia
Dan, karena menggunakan Turkis Airlines kami bisa ikut city tournya Istanbul secara gratis. Tanpa visa, transport dan makanan (pagi dan siang), tiket museum, tour guide, semua gratis.
City Tour ini menggunakan bus dari airport menuju pusat kota Istanbul. Pusat kota istanbul ini touristy area jadi banyak banget orang di sana. Untuk paket wisatanya adalah Hagia Sophia, Blue Mosque, Taman Kota, Museum Tech. Islam, Pasar Souvenir, Monumen.
Hagia Sophia
Kesan di Istanbul tempatnya rapi, bersih, banyak kucing berkeliaran. Untuk makanan yang kami dapat, breakfast (roti-rotiana plus selai, telor rebus). Untuk makan siang (soup, salad, roti, ayam koukous). Lumayan karena gratis. Setelah itu kami kembali ke Airport
Lanjut perjalanan selama empat jam dari Istanbul ke Amsterdam.
Di Amsterdam kita bisa menggunakan Kartu Debit bertanda Visa untuk tapping transportasinya. Saya pakai kartu ATM jenius dan sebelumnya sudah isi saldo ke EUR.
Kami menggunakan sprinter/kereta dari Schipol Airport ke Amst Blm Arena. Hotel kami di Easy.com di area Bijlmer Arena Station.
Kami memilih hotel tersebut karena hotel budget dan lokasinya dekat dengan stasiun dan AJAX stadium.
Paginya kami prepare untuk wisata ke Zaanse Schans. Suhu udara saat itu sekitar 16 derajat. Yang membuat dingin adalah anginnya terutama di pagi dan sore hari.
Oktober di Eropa sudah masuk musim gugur. Terlihat banyak sekali pohon yang sudah mulai menguning dan berjatuhan.
Jalan menuju Zaanse
Menuju Zaanse Schans kami menggunakan sprinter / kereta turun di Zaandijk Zaanse Schans dan jalan kaki kurang lebih 15 menit ke area Windmill Zaanse Schans.
Saran untuk ambil Maps Travel Bus, Train, Metro, Ferry Area Amsterdam & Region yang disediakan di area stasiun ada jalur. Biar lebih mudah membaca jalurnya turun kereta di mana yang terdekat dengan tempat wisata. Karena kita traveling tanpa agent, Google Maps, Panduan Maps kertas yang disediakan di stasiun, menjadi terasa penting.
Zaanse Schans adalah area industri dengan ikon kincir angin / windmill. Ada banyak kincir angin besar, dan juga toko coklat di sekitarnya. Udaranya sejuk, tempatnya bersih dan Estetik.
Jalan menuju Zaanse Schans, kami melewati Oud Zaandijk, nama jalan yang rumah-rumahnya minimalis tapi estetik fasadnya senada.
Museum Tech. Islam Istanbul
Kami juga melewati jembatan yang bisa terangkat naik ketika ada kapal lewat. Kami dan kendaraan yang ada di jembatan berhenti rapi di belakang palangnya. Nggak ada tuh main serobot lewat palangnya. Semua mau antri dengan baik. (Lind)