Ketua Komisi C Bambang Haryanto berbincang dengan Direktur Layanan Operasional RSUP Ngoerah I Gusti Ngurah Ketut Sukadarma.(Foto: Dok/DPRD Jateng)
PersadaPos, Denpasar – Pelayanan rumah sakit yang prima dan berkualitas tanpa mengutamakan mencari keuntungan menjadi tujuan dari badan layanan umum (BLU). Seperti pengelolaan RSUP Prof Dr IGNG Ngoerah Denpasar, sekarang ini rumah sakit milik Kementerian Kesehatan mampu mewujudkan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan jasa.
Karena itulah, dalam rangkaian kunjungan kerja ke Provinsi Bali, Kamis, 19 Desember 3024, Komisi C DPRD Jateng berkesempatan berkunjung ke RSUP Prof Dr IGNG Ngoerah yang dulu bernama RSUP Sanglah. Ketua Komisi C Bambang Haryanto mengungkapkan proses pengelolaan keuangan rumah sakit sangatlah penting untuk keberlangsungan operasional.Dan hal tersebutlah yang menjadi salsh satu fokus kunjungan mereka.
“Kami ingin belajar pengelolaan keuangan BLU, untuk dapat dicontoh mitra kami khususnya rumah sakit, supaya dapat lebih berkualitas dan maju dalam pelayanan ke masyarakat Jawa Tengah,” katanya.
Pada penjelasannya, Direktur Layanan Operasional RSUP Ngoerah, I Gusti Ngurah Ketut Sukadarma untuk proses badan layanan umum memiliki banyak strategi dan harus proporsional target pencapaiannya.
“Salah satunya, perencanaan strategis dan rencana induk (masterplant) yang jelas. Kita di sini punya target PNBP, ekspektasi tinggi berbasis pendapatan mencapai Rp 1,3 triliun. Nilai tersebut kita bagi pada layanan lainnya,” ungkapnya.
Kemudian di RSUP Ngoerah untuk pembangunan fasilitas layanan berasal dari peningkatan proses bisnis rumah sakit berbasis eksekutif.
Di sisi lain, layanan rujukan secara berjenjang dalam operasional RSUP Ngoerah, berkolaborasi dan berkoordinasi dengan rumah sakit umum daerah (RSUD). Bahkan kini bersinergi dunia Pendidikan bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana sebagai rumah sakit pendidikan.
“Pengelolaan bisnis berbasis eksklusif salah satu strategi untuk peningkatan pendapatan selain itu proses identifikasi dan evaluasi beban,” imbuhnya.
Sampai bulan November 2024, realisasi penerimaan badan layanan usaha RSUP Prof Dr IGNG Ngoerah mencapai 92,11% dengan nilai Rp 900 juta. Proyeksi sampai Desember 2024 hingga 109,42% sebesar Rp 1,06 miliar.
“Penerimaan 2021 mencapai Rp 882 juta, 2022 Rp 769 juta, dan 2023 mencapai Rp 914 juta,” tutup Ketut.
Komisi C berharap proses pengelolaan yang dijalankan oleh RSUP. Ngoerah dapat menjadi percontohan bagi Rumah Sakit Daerah di Provinsi Jawa Tengah. (Lind)