Mbak Ita sedang meninjau budi daya sapi wagyu di Jatirejo Farm Gunungpati. (Foto:Dok/Pemkot Semarang)
PersadaPos, Semarang – Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengunjungi peternakan terpadu Jatirejo Farm untuk melihat secara langsung pengembangbiakan sapi wagyu yang dikenal memiliki daging premium. Perempuan yang akrab disapa Mbak Ita ini menilik budidaya sapi Wagyu yang berasal dari Jepang di Jatirejo Farm, Kelurahan Jatirejo, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, belum lama ini.
“Di Jatirejo Farm ada peternakan sapi perah untuk susu, dan penggemukan untuk diambil daging. Yang istimewanya di sini sedang dikembangkan sapi wagyu,” ujar Mbak Ita.
Bekerja sama dengan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), para peternak sapi Jatirejo Farm mengembangbiakkan sapi wagyu yang belum banyak dikenal di Indonesia khususnya Kota Semarang, namun memiliki potensi yang luar biasa.
“Dari BRIN nanti akan bantu mengembangbiakkan untuk pengambilan semen beku atau spermanya, sehingga nanti bisa dipakai untuk pengembangbiakan di kota Semarang dan wilayah lainnya,” papar Mbak Ita.
Mbak Ita menyebut, Jatirejo Farm merupakan peternakan terpadu, di mana mulai dari kotoran ternak bisa diubah menjadi biogas dan pupuk. Bahkan, pakan sapinya juga merupakan hasil budidaya rumput yang diberi nama Rumput Pak Cong.
“Makanan sapi juga dari rumput di sini yang dibudidayakan. Rumput ini bernama rumput pak Cong yang memiliki protein lebih tinggi. Di sini juga dibuat pakan ternak menggunakan choper yang memakai tenaga surya. Jadi segala pemenuhan kebutuhan dari dalam Jatirejo Farm sendiri,” ungkapnya.
Di Jatirejo Farm, lanjut dia, peternakan sapi mulai dari pembiakan, persemaian, termasuk inseminasi dilakukan. “Pemeliharaan sapi dimulai dari umur 1-4 bulan, kemudian di atas 4 bulan, hingga yang mulai menghasilkan susu, penggemukan, semua terintegrasi,” imbuhnya.
Ia berharap, para peternak lainnya bisa mencontoh Jatirejo Farm yang bisa mengembangkan potensi yang dimiliki. “BRIN dan BRIDA, Pemkot Semarang serta para peternak sangat luar biasa bergerak untuk tujuan kedaulatan pangan,” papar dia.
Menurut dia, kerja sama dan sinergi telah menciptakan banyak inovasi. Seperti, padi Biosalin yang ditanam di wilayah pesisir dengan air payau yang bisa dikembangkan oleh BRIN dan diimplementasikan di Kota Semarang.
Kemudian, lanjutnya, ada budidaya bawang merah, padi genja, dan kini pengembangbiakan peternakan sapi wagyu di Jatirejo Farm.
“Kami berharap ini bisa memberikan manfaat yang sangat luar biasa kepada masyarakat khususnya peternak di Kota Semarang, dan harapannya Kota Semarang bisa mandiri daging,” jelas dia.
Terutama, lanjut Mbak Ita, daging wagyu saat ini sangat dibutuhkan untuk restoran, cafe dan rumah makan dan hotel di Ibukota Jawa Tengah. “Harapannya kebutuhan daging wagyu bisa terpenuhi dari kota Semarang,” imbuhnya. (Lind)