Delegasi Hong Kong diterima Sekda Jateng di Semaeang, Rabu, 9 Oktober 2024. (Foto:Dok)
PersadaPos, Semarang – Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno menerima kunjungan Hong Kong Productivity Council (HKPC) dan Federation of Hong Kong Industries (FHKI) di Kantor Setda Provinsi Jateng, Rabu, 9 Oktober 2024.
Sebanyak 25 orang delegasi pengurus asosiasi industri kamar dagang dari Hong Kong itu datang membahas banyak hal. Di antaranya tentang penguatan kerja sama yang telah terjalin dan potensi investasi lainnya.
“Saya senang mendengarkan perkembangan yang ada di Jateng. Selain itu, Jawa Tengah mempunyai kekuatan yang bagus dan bisa kita kolaborasikan bersama,” kata Wakil Ketua FHKI, Jackie Ng usai pertemuan.
Dikatakan dia, tujuan kunjungan Delegasi Hong Kong ke Pemprov Jateng untuk mempelajari berbagai kemungkinan kerja sama di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk di Provinsi Jateng.
Selain itu, pihaknya juga ingin menghubungkan anggota FHKI yang sudah berinvestasi di Indonesia dengan pemerintah daerah setempat dan organisasi lokal, sehingga semakin memperkuat hubungan kerja sama dan perkembangan usaha.
“Kami yakin bahwa perusahaan kami akan berinvestasi di Indonesia dengan membawa teknologi terbaru, seperti di perusahaan tekstil,” jelasnya.
Sekda Jateng, Sumarno menyambut baik kunjungan itu. Sebab, Hingga semenster pertama 2024, Hong Kong menduduki posisi sebagai penanam modal asing keempat terbesar di Jateng, dengan total nilai investasi mencapai Rp14,9 triliun.
“Pemprov Jateng juga sangat berkomitmen untuk memfasilitasi semua investor agar bisa masuk di Jateng,” kata dia.
Sumarno mengatakan, Jawa Tengah punya iklim investasi yang bagus serta sumber daya manusia yang memadai. Keunggulan investasi di provinsi ini diantaranya posisi secara geografis Jateng berada di tengah Pulau Jawa, kondusivitas wilayah terjaga dengan baik, pengembangan beberapa pelabuhan di kawasan industri, serta upah pekerja sangat kompetitif dibanding provinsi sekitarnya.
Ia pun mengapresiasi pengusaha Hong Kong yang telah berinvestasi di Jateng. Mereka lebih banyak di industri tekstil, garmen, dan berbahan dasar kulit seperti tas dan sebagainya.
Menurutnya, Jawa Tengah masih membutuhkan adanya industri padat karya untuk membuka lapangan pekerjaan dan mengurangi pengangguran. (Lind)
.