Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah, Dyah Lukisari membuka kegiatan pengawasan keamanan pangan di Ngalian, Semarang, Kamis, 15 Agustus 2024. (Foto:Dok)
PersadaPos, Semarang – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melakukan pengawasan keamanan pangan serentak di seluruh kabupaten/ kota di Jawa Tengah, Kamis (15/8/2024). Kegiatan tersebut merupakan salah satu rangkaian peringatan Hari Jadi ke-79 Provinsi Jawa Tengah 2024.
Pengawasan dilakukan oleh masing-masing dinas terkait di 35 kabupaten/ kota dengan menguji sampel pangan segar, baik sayuran maupun nonsayuran. Hasilnya, masih ada yang mengandung pestisida dan bahan kimia yang berbahaya jika dikonsumsi.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah, Dyah Lukisari menuturkan, uji sampel pangan segar tersebut dilakukan untuk memastikan keamanan pangan di Jawa Tengah.
“Dalam rangka Hari Jadi Jateng yang ke-79 tahun ini, kami menggelar pengawasan keamanan pangan di 35 kabupaten/ kota,” ujarnya, seusai membuka kegiatan di Kecamatan Ngaliyan.
Uji sampel tersebut, papar Dyah, dilakukan dengan cara mengambil sampel pangan segar, yang beredar di pasar-pasar tradisional di masing-masing kabupaten/ kota, kemudian hasilnya dilaporkan secara daring.
“Dari 35 kabupaten/ kota, masih ditemukan pangan yang mengandung pestisida dan bahan kimia yang lain,” lanjutnya.
Dengan temuannya itu, pihaknya akan mengambil langkah penanganan dengan menggandeng dinas ketahanan pangan kabupaten/ kota. Yakni, melakukan penelusuran di hulu atau produsen.
“Kami akan terus berkoordinasi dengan dinas kabupaten/ kota, untuk menggalakkan edukasi, sosialisasi, dan tindaklanjut uji laboratorium, untuk mengetahui kuantitatif apakah itu di bawah atau di atas BMR. Dan tak kalah penting adalah penelusuran, agar bisa melakukan edukasi di tingkat hulu. Karena ini ambilnya dari pasar dan produsen,” terang Dyah.
Menurutnya, sosialisasi dan edukasi penting dilakukan kepada produsen, agar bisa memproduksi pangan yang ramah terhadap lingkungan, dan membatasi penggunaan pestisida, sesuai dengan ketentuan.
“Kami langsung berkoordinasi dengan kabupaten/ kota untuk menangani mulai dari hulu,” tambah Dyah.
Selain dinas terkait, pihaknya juga akan menggandeng Satgas Keamanan Pangan, agar penanganan dapat dilakukan secara efektif.
“Satgas keamanan pangan juga kami gandeng, agar nantinya penanganam semakin baik,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Dyah menyampaikan pesan kepada masyarakat, untuk bisa berhati-hati mengonsumsi pangan segar.
“Untuk masyarakat yang akan mengonsumsi pangan segar yang ada kandungan pestisida, bisa dibersihkan dulu, ditambah dengan rendaman air garam. Karena itu bisa mengurangi pestisida,” jelasnya.
Sementara itu, Deputi Penganekaragaman dan Keamanan Pangan Badan Pangan Nasional, Aprianto Dwi Nugroho dalam sambutannya secara daring mengatakan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memiliki prestasi yang membanggakan terkait dengan keamanan pangan.
“Jawa Tengah ini tidak lepas dari prestasi keamanan pangan dan selalu mendapat apresiasi di tingkat nasional. Untuk itu, Badan Pangan Nasional terus berkomitmen mendukung program penguatan pangan di Jawa Tengah,” tuturnya.
Pada 2024, Badan Pangan Nasioal mengalokasikan Rp2,8 miliar untuk Provinsi Jawa Tengah, dan 2023 juga ada mobil keliling untuk memperkuat pengawasan keamanan pangan.
“Dan tahun 2025, kami juga mengusulkan laboratorium senilai Rp12 miliar, sehingga kami berharap mampu menambah penguatan keamanan pangan di Provinsi Jawa Tengah,” tandasnya. (Lind)