By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
persadapospersadapospersadapos
  • Beranda
  • Hukum
  • Kriminal
  • Politik
  • Metropolitan
  • Seni Budaya
  • Sport
  • Wisata
  • Bisnis
  • Opini
  • Pendidikan
  • Ragam
  • Health
  • LPHI News
  • Redaksi PersadaPos
  • PEDOMAN PEMBERITAAN MEDIA SIBER
  • Kode Etik Jurnalisitik
Reading: Ratusan Buruh di Kota Semarang Unjuk Rasa, Menolak Program Tapera
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
persadapospersadapos
Font ResizerAa
  • Beranda
  • Hukum
  • Kriminal
  • Politik
  • Metropolitan
  • Seni Budaya
  • Sport
  • Wisata
  • Bisnis
  • Opini
  • Pendidikan
  • Ragam
  • Health
  • LPHI News
  • Redaksi PersadaPos
  • PEDOMAN PEMBERITAAN MEDIA SIBER
  • Kode Etik Jurnalisitik
  • Beranda
  • Hukum
  • Kriminal
  • Politik
  • Metropolitan
  • Seni Budaya
  • Sport
  • Wisata
  • Bisnis
  • Opini
  • Pendidikan
  • Ragam
  • Health
  • LPHI News
  • Redaksi PersadaPos
  • PEDOMAN PEMBERITAAN MEDIA SIBER
  • Kode Etik Jurnalisitik
Have an existing account? Sign In
Follow US
  • Advertise
© 2023 Persadapos News Network. All Rights Reserved.
persadapos > Blog > Ragam > Ratusan Buruh di Kota Semarang Unjuk Rasa, Menolak Program Tapera
Ragam

Ratusan Buruh di Kota Semarang Unjuk Rasa, Menolak Program Tapera

Prasetyo Persada
Last updated: 2024/06/06 at 10:57 PM
Prasetyo Persada 1 tahun ago
Share
Para buruh yang tergabung dalam KSPI (Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia) melakukan unjuk rasa menolak program Tapera di depan Kantor Gubernur Jateng, Jalan Pahlawan, Kota Semarang, Kamis sore, 6 Juni 2024. /Foto: Ist/
SHARE

PersadaPos, Semarang – Ratusan buruh di Kota Semarang berunjuk rasa menolak Program Tapera (Tabungan Perumahan Rakyat di depan Kantor Gubernur Jateng, Kamis, 6 Juni 2024.

Ketua KSPI (Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia) Jateng, Aulia Hakim mengatakan, wacana pemotongan gaji buruh sekitar 2,5 persen untuk Tapera sangatlah tidak masuk akal.

Aulia, yang juga menjadi Koordinator Lapangan menilai, saat pensiun nilai uang yang diterima sudah berubah ketimbang sekarang.

”Setelah kita iuran (sampai pensiun) jatuhnya adalah Rp 48 juta. Logikannya ketika kita nabung, ketika kita masa-masa pensiun (di usia) 58

tahun, hanya mendapat Rp 48 juta, tidak masuk logika,” tutur Aulia kepada wartawan di sela-sela aksi.

Ia mengatakan, iuran Tapera berbeda dengan BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan, yang termasuk jaminan sosial.

”Kalaupun masuk jaminan sosial, enggak jelas ini UU. Menurut kami UU ini abu-abu, apakah ini jaminan sosial? Ya, kalau memang jaminan sosial, ambil pajak APBN,” ungkapnya.

Menurut dia, kebijakan ini hanya akal-akalan pemerintah, apalagi dari kalangan buruh tidak dilibatkan secara langsung dalam proses pengawasan.

”Kalau Tapera ndak (setuju). Justru pemerintah memgambil iuran dari rakyat tapi pemerintahnya sibuk sendiri tidak melibatkan pengawas, pengawasnya

hanya PUPR, hanya Menteri Keuangan, Menteri Ketenagakerjaan, dan OJK, kami tidak terlibat,” paparnya.

Ia mengatakan, selain upah buruh di Jateng yang terbilang rendah untuk dipotong Tapera, para buruh juga khawatir dana itu justru menjadi lahan empuk untuk korupsi pemerintah.

Apalagi, tambah Aulia, ini bukan pertama kalinya kasus mega korupsi yang merugikan rakyat kecil terjadi di Indonensia.

Sebelumnya, kata Aulia lagi, juga sempat ramai korupsi Asabri dan Jiawasraya yang mestinya menjadi tanggung jawab pemerintah.

”Katanya jangan khawatir uang itu nggak hilang, tapi siapa yang jamin? Dulu Taspen dan Asabri aja ilang lho, dikorupsi milik temen-temen TNI dan Polri, apalagi buruh,” ungkapnya.

Untuk itu, kata Aulia, para buruh yang berunjuk rasa turut menyuarakan aspirasi tersebut, agar program Tapera dibatalkan.

”Mohon lah tunda dulu dan kalau tidak memungkinkan untuk dijalankan dan pasal-pasalnya itu belum bisa dijalankan.

Saat ini buruh di Jateng kondisinya sangat minim. Uang yang didapat hanya untuk belanja kebutuhan pokok saja,” tandasnya. (pras)

You Might Also Like

Taj Yasin: Pemprov Jateng Siap Ringankan Beban Warga Terdampak Rob

Warga Terdampak Rob Sayung Demak Manfaatkan Program Speling Pemprov Jateng

Pemprov Jateng Bangunkan Rumah Apung untuk Warga Terdampak Rob Demak

Lalu Lintas Jalan Nasional Semarang-Demak Mulai Lancar, Pemprov Jateng Bakal Pasang Barrier Beton 200 Meter

Masuk Prioritas Pemerintah Pusat, Panjang Giant Sea Wall Semarang-Demak Berpotensi Ditambah 10 KM

TAGGED: Kota Semarang, KSPI Jateng, menolak, ratusan buruh, Tapera, tolak, unjuk rasa
Prasetyo Persada 06/06/2024 06/06/2024
Share This Article
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Telegram Email Print
Previous Article Pj Gubernur Jateng Bakal Tindak Tegas ASN yang Langgar Netralitas pada Pilkada
Next Article Jelang Idul Adha 1445 H, Pemkot Semarang Awasi Penjualan Hewan Kurban
about us

Persada Pos

  • Beranda
  • Hukum
  • Kriminal
  • Politik
  • Metropolitan
  • Seni Budaya
  • Sport
  • Wisata
  • Bisnis
  • Opini
  • Pendidikan
  • Ragam
  • Health
  • LPHI News
  • Redaksi PersadaPos
  • PEDOMAN PEMBERITAAN MEDIA SIBER
  • Kode Etik Jurnalisitik
persadapospersadapos
© PT Persada Media Sejahtera. All Rights Reserved.
  • Beranda
  • Hukum
  • Kriminal
  • Politik
  • Metropolitan
  • Seni Budaya
  • Sport
  • Wisata
  • Bisnis
  • Opini
  • Pendidikan
  • Ragam
  • Health
  • LPHI News
  • Redaksi PersadaPos
  • PEDOMAN PEMBERITAAN MEDIA SIBER
  • Kode Etik Jurnalisitik
Go to mobile version
adbanner
AdBlock Detected
Our site is an advertising supported site. Please whitelist to support our site.
Okay, I'll Whitelist
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?