By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
persadapospersadapospersadapos
  • Beranda
  • Hukum
  • Kriminal
  • Politik
  • Metropolitan
  • Seni Budaya
  • Sport
  • Wisata
  • Bisnis
  • Opini
  • Pendidikan
  • Ragam
  • Health
  • LPHI News
  • Redaksi PersadaPos
  • PEDOMAN PEMBERITAAN MEDIA SIBER
  • Kode Etik Jurnalisitik
Reading: Kasus Penyakit Leptospirosis di Jateng Melonjak, Terutama Kota Semarang dan Demak
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
persadapospersadapos
Font ResizerAa
  • Beranda
  • Hukum
  • Kriminal
  • Politik
  • Metropolitan
  • Seni Budaya
  • Sport
  • Wisata
  • Bisnis
  • Opini
  • Pendidikan
  • Ragam
  • Health
  • LPHI News
  • Redaksi PersadaPos
  • PEDOMAN PEMBERITAAN MEDIA SIBER
  • Kode Etik Jurnalisitik
  • Beranda
  • Hukum
  • Kriminal
  • Politik
  • Metropolitan
  • Seni Budaya
  • Sport
  • Wisata
  • Bisnis
  • Opini
  • Pendidikan
  • Ragam
  • Health
  • LPHI News
  • Redaksi PersadaPos
  • PEDOMAN PEMBERITAAN MEDIA SIBER
  • Kode Etik Jurnalisitik
Have an existing account? Sign In
Follow US
  • Advertise
© 2023 Persadapos News Network. All Rights Reserved.
persadapos > Blog > Health > Kasus Penyakit Leptospirosis di Jateng Melonjak, Terutama Kota Semarang dan Demak
Health

Kasus Penyakit Leptospirosis di Jateng Melonjak, Terutama Kota Semarang dan Demak

Prasetyo Persada
Last updated: 2024/06/01 at 9:23 PM
Prasetyo Persada 1 tahun ago
Share
Ilustrasi leptospirosis. /Foto: Dok/Pixabay/
SHARE

PersadaPos, Semarang – Dinkes (Dinas Kesehatan) Provinsi Jateng mencatat, terjadi lonjakan kasus penyakit zoonosis leptospirosis di wilayahnya, terutama di Kota Semarang dan Kabupaten Demak.

Berdasarkan data Dinkes Jateng, selama Januari hingga awal Mei 2024 tercatat ada sebanyak 200 kasus, dengan temuan paling tinggi ada di Kabupaten Demak ada 50 kasus.

Sedangkan di Kabupaten Banjarnegara terdapat 22 kasus, disusul Kota Semarang sebanyak 19 kasus, penyakit yang disebabkan bakteri leptospira.

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Jateng, Irma Makiah menyebutkan, kasus naik signifikan ketika memasuki bulan Maret dan April 2024.

”Melonjaknya penyakit leptospirosis terjadi setelah bencana banjir para yang melanda sembilan kabupaten/kota di Jawa Tengah,” jelas Irma kepada wartawan, Jumat, 31 Mei 2024.

Menurut dia, meroketnya temuan kasus leptospirosis paling tampak di Demak, pada Maret ada 14 kasus dan April ada 18 kasus temuan, tanpa korban meninggal dunia.

Sementara itu, katanya, di Kota Semarang, pada Maret ada 7 kasus dengan 3 di antaranya meninggal dunia, dan April ada 3 kasus dengan 2 di antaranya meninggal dunia.

”Iya, karena banjir. Kasus di Semarang dan Demak yang awal tahun rendah, kemudian naik tinggi.

Penyebabnya karena dua daerah itu masih endemik leptospirosis, ditambah bulan Februari sampai Maret sempat banjir hebat, kasusnya jadi naik pasca-banjir,” jelas Irma.

Ia menduga, saat banjir di Kota Semarang dan Demak itu, ada urine atau darah hewan, baik tikus, sapi hingga anjing, yang terinfeksi virus leptospira bercampur dengan genangan banjir.

Mengingat, lanjutnya, ketika banjir, banyak hewan yang keluar dari sarang atau persembunyiannya, khususnya tikus.

”Nah kebanyakan vektornya (pembawa virus) tikus, karena populasinya cukup tinggi.

Jadi mungkin, saat banjir ada masyarakat yang mandi atau punya luka terbuka namun langsung bersinggungan dengan banjir. Maka potensi terpapar leptonya makin tinggi,” terangnya.

Oleh karena itu, Irma tak menampik, bila temuan kasus di Kota Semarang dan Demak masih bisa fluktuatif, atau naik turun hingga pertengahan tahun nanti.

Kendati demikian, kata Irma, saat ini pihaknya masih terus berupaya melakukan penanganan hingga deteksi dini, untuk mencegah melonjaknya jumlah kasus maupun kematian akibat leptospirosis.

”Penanganan kita saat ini kerjasama dengan BBLKL (Balai Besar Laboratorium Kesehatan Lingkungan) untuk pengendalian vektor (hewan yang membawa virus leptospira).

Karena penanganan leptospirosis ini perlu melibatkan lintas sektor terkait, intervensi manusia atau edukasi, vektor dan lingkungan,” pungkasnya. (pras)

You Might Also Like

Sekda Jateng Dorong Industri Farmasi Kembangkan Obat Herbal

Taj Yasin Ajak Rumah Sakit Swasta jadi Mitra Program Speling

Sudah Jangkau 2 Juta Rakyat Jateng, Program Speling Terus Bergulir

Taj Yasin Dorong Regenerasi Pendonor Darah Lewat Sosialisasi ke Sekolah

Ringankan Beban Warga Pascabanjir, TP PKK Jateng Baksos di Desa Baturagung

TAGGED: Demak, Dinkes, Jateng, Kota Semarang, melonjak, pasca banjir, penyakit leptospirosis, Provinsi Jateng
Prasetyo Persada 01/06/2024 01/06/2024
Share This Article
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Telegram Email Print
Previous Article Pencuri Mobil di RS Pantiwilasa Semarang Ditangkap, Milik Mahasiswi Koas
Next Article Sinergitas Perguruan Tinggi dengan Pemerintah Diharapkan meningkatkan Prestasi
about us

Persada Pos

  • Beranda
  • Hukum
  • Kriminal
  • Politik
  • Metropolitan
  • Seni Budaya
  • Sport
  • Wisata
  • Bisnis
  • Opini
  • Pendidikan
  • Ragam
  • Health
  • LPHI News
  • Redaksi PersadaPos
  • PEDOMAN PEMBERITAAN MEDIA SIBER
  • Kode Etik Jurnalisitik
persadapospersadapos
© PT Persada Media Sejahtera. All Rights Reserved.
  • Beranda
  • Hukum
  • Kriminal
  • Politik
  • Metropolitan
  • Seni Budaya
  • Sport
  • Wisata
  • Bisnis
  • Opini
  • Pendidikan
  • Ragam
  • Health
  • LPHI News
  • Redaksi PersadaPos
  • PEDOMAN PEMBERITAAN MEDIA SIBER
  • Kode Etik Jurnalisitik
Go to mobile version
adbanner
AdBlock Detected
Our site is an advertising supported site. Please whitelist to support our site.
Okay, I'll Whitelist
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?