PersadaPos, Semarang – Kepala BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional), Hasto Wardoyo, merasa prihatin angka perceraian dari tahun ke tahun di Indonesia terus meningkat.
Ia menyebutkan, tahun 2015 terjadi 394.246 perceraian, tahun 2016 ada 401.717 perceraian, jumlahnya meningkat terus pada tahun 2017 ada 415.510 perceraian.
”Tahun-tahun selanjutnya grafiknya juga terus meningkat, hingga data terakhir di tahun 2022 terjadi 516.344 perceraian,” kata Hasto dalam puncak acara Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 di Simpang Lima, Kota Semarang, Sabtu, 29 Juni 2024.
Hasto pun lalu membeberkan, alasan terus meningkatnya angka perceraian di Indonesia.
Menurut dia, melihat latar belakang perceraian karena toxic people, toxic relationship, toxic friendship, yang akhirnya membuat di keluarga jadi uring-uringan.
”Orang toxic ketemu orang waras, jadi toxic. Orang toxic ketemu orang toxic jadi super toxic. Sehingga, mayoritas perceraian karena perbedaan kecil-kecil berkepanjangan,” jelasnya.
Faktor-faktor lain, katanya, adalah salah satu pihak meninggalkan pasangan, faktor ekonomi, atau faktor lainnya seperti KDRT dan mabuk.
Dalam sambutannya, Hasto membeberkan soal Indeks Pembangunan Keluarga atau Ibangga.
Ia menjelaskan, indeks ketentraman dan indeks kemandirian masih masuk kategori berkembang dan belum tinggi, namun untuk indeks kebahagiaan ternyata sudah kategori tangguh.
Hasto menjelaskan, keluarga berkualitas ditentukan tiga hal, yaitu ketentraman, kemandirian dan kebahagiaan, dan yang paling tercapai adalah kebahagiaan, angkanya 71,86.
”Menunjukkan keluarga di Indonesia, meski belum punya kemandirian, masih agak miskin sedikit, tapi bahagia,” imbuhnya.
Hasto bercerita, sempat ditanya apakah judi online mempengaruhi indeks pembangunan keluarga di Indonesia?
Ia pun menjawab, meski belum ada penelitian, tapi judi berpotensi mempengaruhi ketenteraman dalam sebuah keluarga.
”Kemarin ditanya, judi online pengaruhi indeks pembangunan keluarga tidak. Saya belum meneliti, tapi saya yakin ketentraman dan kebahagiaan terganggu ketika kepala rumah tangganya spekulasi ikut judi online,” pungkas Hasto. (pras)