By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
persadapospersadapospersadapos
  • Beranda
  • Hukum
  • Kriminal
  • Politik
  • Metropolitan
  • Seni Budaya
  • Sport
  • Wisata
  • Bisnis
  • Opini
  • Pendidikan
  • Ragam
  • Health
  • LPHI News
  • Redaksi PersadaPos
  • PEDOMAN PEMBERITAAN MEDIA SIBER
  • Kode Etik Jurnalisitik
Reading: Makam Khusus Koruptor Sebagai Upaya Pencegahan Korupsi
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
persadapospersadapos
Font ResizerAa
  • Beranda
  • Hukum
  • Kriminal
  • Politik
  • Metropolitan
  • Seni Budaya
  • Sport
  • Wisata
  • Bisnis
  • Opini
  • Pendidikan
  • Ragam
  • Health
  • LPHI News
  • Redaksi PersadaPos
  • PEDOMAN PEMBERITAAN MEDIA SIBER
  • Kode Etik Jurnalisitik
  • Beranda
  • Hukum
  • Kriminal
  • Politik
  • Metropolitan
  • Seni Budaya
  • Sport
  • Wisata
  • Bisnis
  • Opini
  • Pendidikan
  • Ragam
  • Health
  • LPHI News
  • Redaksi PersadaPos
  • PEDOMAN PEMBERITAAN MEDIA SIBER
  • Kode Etik Jurnalisitik
Have an existing account? Sign In
Follow US
  • Advertise
© 2023 Persadapos News Network. All Rights Reserved.
persadapos > Blog > LPHI News > Makam Khusus Koruptor Sebagai Upaya Pencegahan Korupsi
LPHI News

Makam Khusus Koruptor Sebagai Upaya Pencegahan Korupsi

admin persadapos
Last updated: 2024/05/26 at 1:59 PM
admin persadapos 1 tahun ago
Share
SHARE

Usai diskusi peserta foto bersama. (Foto:Lind)

PersadaPos, Semarang – Satu usulan unik dari Dr Sudiyono SE, SH, MSi, MKn, MH, dalam upaya pencegahan korupsi, yaitu membuat makam khusus buat orang-orang yang pernah terlibat korupsi.

“Perlu dicoba, taman makam koruptor, agar orang berpikir panjang melakukan korupsi,” ujar Sudiyono.

Usulan tersebut disampaikannya dalam sesi tanya jawab diskusi  bertajuk ‘Pencegahan Tindak Pidana’ yang diselenggarakan Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Peduli Hukum Indonesia ( DPP LPHI) di Merapi Hall Hotel Grasia Semarang, Sabtu 25 Mei 2024.

Menurutnya, jika para koruptor dimakamkan di tempat khusus akan membuat malu keluarga yang ditinggalkan.

“Dengan demikian, orang akan merasa takut melakukan korupsi,” ujar Bidang Pencegahan Tindak Pidana Korupsi Posbakum Indonesia tersebut.

PPDB Rentan Korupsi

Diskusi diawali oleh Sekjen DPP LPHI Denny Mulder, SH,MH sebagai pemantik dengan paparan hasil survey potensi KKN dalam dunia pendidikan.

Denny mengatakan bahwa kegiatan tahunan pendaftaran peserta didik baru di SMA dan SMK sangat berpotensi terjadi korupsi. Sistem PPDB yang berlaku memungkinkan terjadi kongkalikong antara orang tua calon siswa dengan pihak sekolah atau panitia penerimaan siswa baru.

Orang tua yang menginginkan anaknya masuk di sekolah favorit atau dianggap bermutu memungkinkan melakukan intervensi dalam tanda petik dengan kemampuan ekonominya.

“Sangat mungkin terjadi praktek suap dalam PPDB itu,” ujar Denny.

Dia lalu memaparkan berbagai teori upaya pencegahan yang diharapkan bisa dilakukan oleh insan LPHI untuk menjaga kemurnian penerimaan siswa baru tersebut.

“Praktek-praktek suap ini perlu kita cegah demi kemajuan dan kebaikan dunia pendidikan kita,”pintanya.

“Hak anak-anak yang orang tuanya kurang mampu untuk mendapat pendidikan yang baik dan bermutu harus kita jaga dan perjuangkan,”tambahnya.

Paparan Denny tersebut ditanggapi audiens dalam sesi tanya jawab. Diantaranya dari Direktur Media LPHI Parlindungan Manik, Penasehat DPD LPHI Jateng Sudibyo, Bidang Pencegahan Tindak Pidana Posbakum Indonesia Sudiyono dan Adv Sugihartomo.

Pertanyaan dan masukan pada intinya mengungkapkan bahwa bukan hanya dalam proses PPDB yang berpotensi korupsi, tetapi juga terbuka kemungkinan dalam kegiatan lain seperti penyalahgunaan BOS ( biaya operasional sekolah), pembangunan lokal sekolah, termasuk kegiatan study tour yang belakangan ramai dibicarakan publik.

Dalam sistem penerimaan justru paling rentan di pendidikan tinggi kedinasan. Tahap seleksi kesehatan, psikologi sangat rentan, karena tidak bisa diawasi oleh publik.

Ditradisikan

Ketua Umum DPP LPHI Balia Reza Maulana SH, MKn mengapresiasi kegiatan diskusi yang diselipkan dalam acara Halal bi Halal dan Pengukuhan Pengurus Yayasan Posbakum Indonesia tersebut.

Dia berharap dalam setiap kegiatan LPHI di semua jenjang mulai DPP,DPD sampai DPC selalu mentradisikan dan membudayakan diskusi hukum.

Sebab, pengurus dan anggota LPHI tidak semua praktisi hukum. Diharapkan para praktisi bisa membagi pengetahuan dan pengalamannya kepada yang bukan praktisi hukum bahkan ada yang tidak mempunyai latar belakang pendidikan hukum.

“Sebagai lembaga yang fokus pada bidang penegakan hukum jangan sampai pengurus dan anggota LPHI ada yang buta hukum,” tegasnya.(Lind)

You Might Also Like

Untung Riyanto Bohong Mengatakan Dirinya Dikeroyok di Rumahnya

LPHI Jabar Kunjungi Warga Terdampak Tanah Longsor di Nyalindung

Gamma Anak Baik dan Penakut

Keluarga Korban Penembakan Polisi Minta Keadilan untuk Almarhum

LPHI Dorong Polisi Usut Tuntas Pendana Tawuran

TAGGED: Balia Reza Maulana, Denny Mulder, DPD LPHI Jabar, DPD LPHI Jakarta, DPD LPHI Jateng, DPP LPHI, Yayasan Posbakum Indonesia
admin persadapos 26/05/2024 26/05/2024
Share This Article
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Telegram Email Print
Previous Article Pengurus Posbakum Indonesia LPHI Dikukuhkan
Next Article Diduga Sopir Minibus Ngantuk, Pemotor Berboncengan Tewas Ditabrak di Banyumas
about us

Persada Pos

  • Beranda
  • Hukum
  • Kriminal
  • Politik
  • Metropolitan
  • Seni Budaya
  • Sport
  • Wisata
  • Bisnis
  • Opini
  • Pendidikan
  • Ragam
  • Health
  • LPHI News
  • Redaksi PersadaPos
  • PEDOMAN PEMBERITAAN MEDIA SIBER
  • Kode Etik Jurnalisitik
persadapospersadapos
© PT Persada Media Sejahtera. All Rights Reserved.
  • Beranda
  • Hukum
  • Kriminal
  • Politik
  • Metropolitan
  • Seni Budaya
  • Sport
  • Wisata
  • Bisnis
  • Opini
  • Pendidikan
  • Ragam
  • Health
  • LPHI News
  • Redaksi PersadaPos
  • PEDOMAN PEMBERITAAN MEDIA SIBER
  • Kode Etik Jurnalisitik
Go to mobile version
adbanner
AdBlock Detected
Our site is an advertising supported site. Please whitelist to support our site.
Okay, I'll Whitelist
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?