PersadaPos, Brebes – Gegara menyantap makanan nasi kotak, puluhan warga Desa Kubangjati, Kecamatan Ketanggungan, Brebes, mengalami keracunan hingga dirawat di rumah sakit.
Mereka yang keracunan, umumnya mengalami gejala mual, sakit perut, muntah dan pusing setelah menyantap nasi kotak.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes, Ineke Tri Sulistiowati mengungkapkan, kejadian berawal saat warga ikut kegiatan pengajian pada Jumat siang, 17 Mei 2024.
Menurutnya, pengajian itu digelar di rumah salah satu warga Desa Kubangjati RT 001, RW 003, yang dihadiri sekitar 70 orang dari kalangan ibu-ibu.
”Setelah kegiatan selesai, dibagikan makanan berupa nasi kotak dengan menu telur bulat dan sayur tahu,” jelas Ineke kepada wartawan pada Minggu, 19 Mei 2024.
Pada malam hari, katanya, warga lingkungan tersebut ada yang mengalami pusing, mual dan diare disertai demam, sedang pagi harinya pada Sabtu (18 Mei 2024) banyak warga yang mengeluhkan gejala sama.
”Tercatat sekitar 90 orang yang mengalami gejala yang sama. Kemungkinan diakibatkan mereka makan nasi kotak sama keluarganya,” papar Ineke.
Ia mengatakan, warga yang mengalami gejala itu, kemudian dilarikan ke beberapa rumah sakit dan puskesmas.
”Dari 90 orang korban keracunan itu, 65 orang di antaranya dirawat di RSUD Soekarno, sisanya dirawat di RS Derra Asyifa dan Puskesmas Ketanggungan,” kata Ineke.
Ia menjelaskan, mengambil sejumlah sampel makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan, untuk diperiksa ke laboratorium Dinkes Provinsi Jateng.
Menurutnya, sampel makanan itu diambil dari sisa makanan yang dibagikan kepada warga, saat acara pengajian di Desa Kubangjati, Kecamatan Ketanggungan.
”Ada telur, sayur tahu, nasi sama tempat nasinya yang dari styrofoam. Ini diambil dari sisa makanan dan akan diperiksa di laboratorium,” paparnya.
Ineke mengatakan, pemeriksaan sampel makanan akan dilakukan di Laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes dan Laboratorium Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
Pemeriksaan ini, lanjutnya, untuk mengetahui ada tidaknya bakteri atau racun dalam makanan atau wadahnya.
”Dinkes Brebes hanya bisa mengetahui ada tidaknya bakteri di makanan tersebut. Sedangkan Dinkes Provinsi bisa mengetahui jenis bakterinya apa,” pungkas Kepala Dinkes Brebes, Ineke Tri Sulistiowati. (pras)