PersadaPos, Semarang – Sebanyak 43 Bhikku Thudong asal Thailand melanjutkan perjalanan spiritual ke Candi Borobudur dengan berjalan kaki dari Kota Semarang pada Kamis pagi, 16 Mei 2024.
Mereka memulai perjalanan dari Bukit Kassapa di Vihara Sima 2500 Buddha Jayanti, Pudak Payung, Kota Semarang, menuju Candi Borobudur di Magelang, bertepatan Hari Raya Waisak yang jatuh pada pada Kamis, 23 Mei 2024.
Bhante Kamsai Sumano Mahathera, yang memimpin rombongan tersebut, mengaku senang dengan sambutan hangat dari warga Semarang sejak kedatangannya di Vihara Buddha Dipa, Pakintelan, Gunungpati pada Rabu sore, 15 Mei 2024.
”Satu Bhante dari Malaysia, satu dari Singapura, dan satu dari Indonesia ikut. Ayolah, mau 100 negara juga disambut di sana (di Indonesia),” kata Bhante Kamsai, saat seremoni pelepasan Bhikku Thudong di Bukit Kassapa.
Menurutnya, ritual ibadah dengan berjalan kaki bagi para Bhikku Thudong, sebagai bentuk tirakat meninggalkan hal yang bersifat duniawi menuju tempat suci di Candi Borobudur.
Tak hanya itu, dia juga menceritakan pengalaman para Bhikku yang tidur di alam terbuka di bukit tersebut, untuk memaknai sejatinya semua tempat di bumi sama saja.
”Tujuan Thudong melepaskan keinginan duniawi. Tidur di luar supaya merasa semua (tempat tidur) sama saja,” ungkapnya.
Dia juga berpesan, agar Indonesia selalu memegang kerukunan beragama yang sudah ada seperti saat ini, serta tidak memisahkan agama dari negara.
Saat tiba di Vihara Sima 2500 Bukit Kassapa, Pudakpayung, Semarang, Bhikku Thudong disambut dengan berbagai pertunjukan atau tari-tarian.
Para pelajar SMA juga membuat semacam tulisan-tulisan di kertas untuk menyemangati para bhikku yang sedang mendaki lembah Bukit Kassapa atau Wungkal Kasap.
Dalam pelepasan itu, turut dihadiri sejumlah komunitas dan instansi pemerintahan, termasuk Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan sejumlah anak-anak sekolah.
Acara diawali dengan iringan lagu rohani, dilanjutkan dengan sambutan dari Bhante Khamsai.
Kemudian, ritual pemercikan air berkah kepada para tamu yang hadir di Bukit Kassapa dengan diiringi lantunan doa para bhikku.
Masyarakat setempat sangat antuasias mengatar keberangkatan perjalanan spiritual para tokoh agama itu.
Anak-anak sekolah juga terlihat membawa spanduk dukungan bagi para pengembara tersebut.
Terakhir, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu melepas para Bhikku secara simbolis dengan menyerahkan bendera merah putih.
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, jika kegiatan ini semakin menunjukkan bahwa kotanya pernah menjadi jejak bersejarah agama Budha.
”Dengan adahya kegiatan ini kita juga jadi tahu, bahwa Kota Semarang jadi satu jejak untuk agama Budha.
Tentunya kita harus segera melakukan program-program atau pelaksanaan di sini agar menjadi tempat untuk wisata religi,” ungkap Wali Kota yang akrab disapa Mbak Ita itu.
Mbak Ita juga berterima kasih kepada Bhikku Khemacaro Mahathera, Ketua Sangha Agung Indonesia, yang sudah ikut singgah di Semarang.
”Tentunya ini menjadi satu tenpat yang sangat suci untuk bhikku. Ini menjadi bagaimana Kota Semarang juga akan melakukan dorongan untuk nantinya bhikku-bhikku bisa melakukan ritual di Pudakpayung,” ujarnya.
Lalu, para Bhikku Thudong meninggalkan bukit bersejarah itu dengan mengenakan kain jubah kasaya khas bikkhu, yang berwarna jingga dan menenteng tas bawaan masing-masing. (pras)