PersadaPos, Purbalingga – Jalur pendakian ke puncak Gunung Slamet, yang sering disebut puncak atapnya Jawa Tengah, ditutup hingga batas waktu yang belum ditentukan, lantaran aktivitas vulkanik di gunung tersebut.
Pengelola basecamp pendakian Gunung Slamet melalui Bambangan, Saiful Amri menjelaskan, penutupan jalur pendakian ke puncak Gunung Slamet, pengumuman resminya baru pada Senin, 13 Mei 2024.
”Press rilisnya keluar tanggal 11 siang kemarin. Pengumuman laporan aktivitas Gunung Slamet itu, kan keluar tiap 15 hari sekali.
Kemarin karena peningkatan aktivitas signifikan, jadi itu keluar setelah 8 hari. Sebenarnya sudah mulai ditutup pada tanggal 12 siang kemarin,” jelas Saiful kepada wartawan, Senin, 13 Mei 2024.
Menurut, pada Minggu siang, 12 Mei 2024 memang sudah ditutup untuk mengantisipasi banyaknya pendaki, yang kurang percaya karena di IG official Slamet via Bambangan belum rilis penutupan.
”Akhirnya, kami baru bisa menginformasikan penutupan jalur ke puncak Gunung Slamet pada hari ini,” tegas Saiful.
Ia mengungkapkan, sewaktu adanya pengumuman peningkatan aktivitas, ada ratusan pendaki yang naik via Pos Bambangan.
”Jadi waktu keluar press rilis itu, sedang ada pendaki yang memang lagi naik. Pada pukul 11.30 WIB sudah ada pendaki yang naik, jumlahnya 329 pendaki dari pos Bambangan,” paparnya.
Meski begitu, kata dia lagi, pihaknya tidak langsung menjemput para pendaki, sebab mereka hanya ingin nge-camp di pos 5, yang masih merupakan batas radius aman.
”Kami evakuasi pendaki yang pada naik tanggal 11 Mei 2024 baru kemarin. Kenapa itu dilakukan, karena kami tahu bahwa mereka hanya naik di radius aman atau sekitar 3 km dari puncak.
Itu posisinya di pos 5 jadi kami biarkan camp satu malam. Paginya kita jemput turun,” terangnya.
Saiful menyebut, meski ada peningkatan aktivitas Gunung Slamet, statusnya belum berubah masih di level II waspada.
”Namun pengelola khawatir, terjadi seperti di Gunung Marapi. Karena ini menyangkut nyawa, akhirnya kami ambil keputusan untuk tarik mundur pasukan yang di atas,” jelas Saiful.
Ia mengatakan, pada tanggal Mei 024 11 kepulan asap tebal di puncak Gunung Slamet terlihat jelas sekali, tapi tanggal 12 Mei 2024 terlihat tenang sekali.
Saiful mengatakan, jika nantinya aktivitas vulkanik sudah menurun, pendakian akan kembali dibuka, namun setelah adanya pengumuman resmi.
”Ini setelah dibuka tanggal 12 April 2024 lalu, sebulan persis. Ketika nanti aktivitas sudah menurun, akan dibuka kembali dengan pengumuman resmi,” pungkas Saiful Amri. (pras)