PersadaPos, Kudus – Warga Desa Kutuk, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, rela merogoh kocek puluhan juta rupiah untuk menyewa ‘sound horeg; dari Jawa Timur, guna memeriahkan malam takbiran.
Sound system yang berkekuatan puluhan ribu watt itu, populer di kalangan anak muda Desa Kutuk dengan sebutan ‘sound horeg’, dan kini telah didatangkan di desa tersebut pada Senin, 8 April 2024.
Jadi, sound horeg itu sudah siap untuk memeriahkan malam takbiran di Desa Kutuk. Bahkan, kini sudah dicoba sehingga membuat banyak warga yang datang untuk melihatnya, karena penasaran.
Panitia Masjid Nurul Iman Desa Kutuk, Rudi mengatakan, warga terutama para pemuda sudah melakukan persiapan menyambut malam takbiran nanti, denganmendatangkan sound horeg dari Jawa Timur, serta membuat ogoh-ogoh.
”Rencananya sound horeg akan dikirab keliling desa bersama ogoh-ogoh yang dibuat warga sebelumnya, mulai dari lapangan lalu berkeliling di permukiman warga,” jelas Rudi di lokasi pada Senin, 8 April 2024.
Menurut dia, takbir keliling rutin diselenggarakan di Desa Kutuk setiap tahun, diawali dengan berkumpul di lapangan.
Ia pun mengaku, baru sekitar dua tiga tahun belakangan ini mendatangkan sound horeg, lantaran biayanya yang cukup mahal, warga rela iuran secara mandiri untuk menyewa sound horeg.
”Sekali sewa sound horeg biayanya kisaran Rp 30 juta sampai Rp 50 juta lebih. Rata-rata sound horeg dari Jatim sudah datang ke Kutuk. Itu hasil iuran dari masyarakat sendiri,” terangnya.
Kepala Desa Kutuk, Supardiyono mengatakan, malam takbiran menyambut hari raya Idul Fitri tahun 2024 ini diperkirakan meriah, karena ada 20 masjid yang akan mengikuti kirab keliling Desa Kutuk pada malam takbiran.
”Rencana kegiatan di Desa Kutuk lebih meriah dibandingkan tahun lalu, karena saat itu masih ada batasan-batasan adanya Covid,” kata Supardiyono ditemui di lokasi.
Dia mengatakan, biaya mendatangkan sound horeg murni dari swadaya masyarakat, hasil iuran warga untuk mendatangkan sound yang harganya Rp 30 juta sampai Rp 50 juta.
”Rencananya juga ada kembang api malam penyematan pembukaan, kalau kembang api Rp 100 juta dari dermawan di desa ini,” pungkasnya. (pras)