PersadaPos, Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkapkan, penyebab melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hingga menyentuh Rp 16.200, lantaran situasi global mempengaruhi perekonomian Indonesia.
Ia menilai, penguatan dolar AS terhadap rupiah akan membuat nilai ekspor lebih baik, namun di sisi lain justru berdampak pada impor, dan membuat tingkat inflasi naik.
”Saya sampaikan bahwa situasi global yang berkembang saat ini pasti akan berdampak pada perekonomian Indonesia. Di sisi ekspor, penerimaan akan jauh lebih baik dengan nilai tukar dolar yang menguat.
Namun, di sisi impor, konversi harga dolar terhadap rupiah akan lebih tinggi dan bisa berdampak pada inflasi di Indonesia,” tulis Sri Mulyani di Instagramnya, yang dilihat pada Minggu, 21 April 2024.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menjelaskan, pemerintah terus mengantisipasi terhadap perkembangan saat ini.
Sri Mulyani pun yakin, Indonesia akan selalu resilien dalam situasi tersebut.
Ia mengatakan, pihaknya akan selalu menjaga stabilitas ekonomi makro dari sisi moneter dan fiskal.
Lalu, sambungnya, juga akan berkoordinasi dengan Bank Indonesia (BI) hingga memastikan APBN dimanfaatkan secara efektif.
”Stabilitas ekonomi makro akan senantiasa dijaga, baik dari sisi moneter maupun fiskal. Koordinasi dengan Bank Indonesia terus dilakukan untuk beradaptasi dengan tekanan yang ada.
Dari sisi fiskal, kita memastikan APBN berperan menjadi shock absorber yang efektif dan kredibel,” tuturnya.
Selain itu, Sri Mulyani yakin bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap berada di level 5 persen, lantaran didukung ekspor dan data neraca perdagangan yang selalu surplus.
”Saya sampaikan bahwa Indonesia masih optimis dan confident, memiliki resiliensi ekonomi yang bagus, seperti saat melewati krisis pandemi lalu.
Di tengah kondisi suku bunga dan inflasi global yang tinggi seperti saat ini, saya yakin ekonomi Indonesia akan tetap terjaga sesuai target, didukung oleh sisi ekspor yang kuat dan neraca perdagangan yang surplus,”katanya. (pras)