PersadaPos, Semarang – Dua orang warga Bogor berinisial PR dan F, diamankan dalam penggerebekan rumah produksi narkoba yang dilakukan Bareskrim Polri, Bea Cukai Soekarno Hatta, dan Polda Jateng pada Rabu, 3 April 2024.
Pabrik narkoba yang memproduksi sabu dan happy water itu berada di Jalan Ngesrep Barat IV, RT 008 RW 009, Kelurahan Srondol Kulon, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang.
Kasubdit 4 Ditnarkoba Bareskrim Polri, Kombes Gembong Yudha mengatakan, dua orang berinisial PR dan F selaku peracik sabu dan happy water, mengaku digaji Rp 1 juta per hari.
”Digaji, per hari Rp 1 juta, ini sudah 7-8 harian,” kata Kombes Gembong dalam keterangan pers saat di lokasi, Jalan Srondol Kulon, Banyumanik, Kota Semarang pada Kamis, 4 April 2024.
Menurutnya, kedua peracik sabu dan happy water itu juga merupakan residivis kasus narkoba.
Kombes Gembong menyebut, kedua pelaku mengenal Mr K atau pelaku utama dalam rumah produksi narkoba itu melalui pesan berantai di dalam lapas.
Dijelaskan, Mr K kemudian memandu keduanya, agar bisa meracik sabu dan happy water.
Bahkan, katanya lagi, polisi berhasil menemukan papan berisi langkah-langkah pembuatan sabu dan happy water.
”Yang saya sita di sini adalah papan tulis, di situ ada langkah-langkah untuk membuat happy water, untuk membuat sabu,” tambahnya.
Menurutnya, bahan baku narkoba itu juga dikirim secara terpisah, untuk menghindari kecurigaan petugas.
Meski begitu, tambahnya lagi, Polri dan Bea Cukai tetap melakukan kajian, dan pengawasan obat mencurigakan dengan invoice berupa suplemen.
Gembong menyebut, kedua peracik narkoba jenis sabu dan happy water itu sering beraksi pada malam hari.
”Malam, kan kita lakukan surveilance kan cukup lama, kalau siang sepi nggak ada kegiatan, kalau malam lampu bawah sama atas hidup padahal nggak ada penghuninya,” jelasnya.
Pilihan Kota Semarang
Sementara itu polisi juga masih menyelidiki siapa yang mengontrak rumah yang dijadikan pabrik narkoba jenis sabu dan happy water di Kota Semarang itu.
Polisi juga menyebut, soal geografis dan kemudahan transportasi di Semarang, sehingga jadi kota pilihan untuk produksi narkoba.
”Kita lagi dalami yang punya rumah dan yang sewa itu siapa,” Kombes Gembong.
Gembong mengatakan, Kota Semarang berada di tengah antara Jakarta dengan Surabaya, sehingga segala moda transportasi di Semarang tersedia.
”Kalau kita lihat dari geografis, Semarang itu adalah di tengah, kan bisa ke timur bisa ke barat, ke atasnya kan lebih lancar dan transportasinya akan lebih lancar,” jelasnya.
”Misalnya dari Semarang ke Surabaya bisa langsung ke tol, dia (pelaku pembuat narkoba) balik lagi ke Jakarta bisa, bisa pakai pesawat,” tambahnya.
Gembong juga menyebutkan, sabu dan happy water yang diproduksi di Kota Semarang rencananya akan diedarkan ke diskotek di berbagai kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Bali, hingga Sulawesi.
Seperti diketahui, sebelumnya ada dua pabrik obat terlarang lain yang digerebek di Kota Semarang dalam setahun terakhir, yakni di Pedurungan pada 1 Juni 2023 dan di Kawasan Industri Candi pada Senin 25 Maret 2024. (pras)