PersadaPos, Pemalang – Mentan (Menteri Pertanian), Andi Amran Sulaiman, marah-marah kepada jajarannya, ketika dicurhati para petani di Pemalang yang kesulitan mendapatkan pupuk subsidi.
Curhat para petani itu dilakukan saat sesi dialog, ketika meninjau program pompanisasi di Desa Kandang, Kecamatan Comal, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah pada Selasa, 23 April 2024.
Kemarahan Mentan, Andi Amran Sulaiman, kepada jajarannya tak cuma lantaran petani kesulitan mendapat pupuk subsidi, namun juga marah tahu ada pedagang eceran yang menjual pupuk subsidi dengan harga lebih mahal.
”Kalau ada yang begini naik (harga pupuk subsidi), ganti semua pengecer (pedagang). Kalau ada yang (harga) naik, kita cabut izinnya. Petani hanya butuh pupuk.
Bapak Presiden telah menambahkan pupuk (subsidi) dua kali lipat, di kalangan seperti ini, ada buntunya,” tegas Mentan di hadapan pedagang pengecer pupuk dan petani, serta jajarannya, Selasa, 23 April 2024.
Mentan langsung meminta jajarannya untuk segera menyelesaikan persoalan klasik tersebut, tak hanya di Pemalang, namun di Jawa Tengah secara keseluruhan.
Demikian juga, katanya, soal pembelian pupuk subsidi yang belum bisa dilakukan di Pemalang hanya dengan menunjukkan KTP.
”Tunjukkan KTP saja, yang penting mau bayar, selesai. Kios harusnya tahu. Kita digaji negara untuk melayani petani. Kondisinya kayak gitu, mau tanam saja nggak ada pupuk.
Lha kenapa ini masih buntu, di mana masalahnya? Kalau harganya masih tinggi, saya punya hak untuk cabut izin,” tegas Mentan.
”Pak Direktur urus ini sampai selesai jangan pulang dulu, Jawa Tengah. Pak Direktur kenapa bisa begini Pak anggotanya,” tambahnya.
Petani yang curhat kepada Menta itu bernama Maskron, asal Comal, lantaran sering mendapatkan kesulitan pupuk subsidi saat masuk musim tanam tiba.
Bahkan, kata Maskron, dirinya juga tidak bisa beli pupuk subsidi, karena tidak memiliki kartu tani.
”Tadi yang saya sampaikan ke Pak Menteri, soal petani yang sulit mendapatkan pupuk saat musim tanam seperti saat ini. Beli pupuk, tidak bisa pakai KTP saja di sini,” kata Maskron.
Menurut Maskron, sepengetahuannya saat ini petani sudah bisa membeli pupuk subsidi hanya dengan KTP tanpa kartu tani.
”Kalau saya, tidak dapat kartu (kartu tani), saya belinya yang nonsubsidi, mahal. Yang per karungnya biasanya seratus ribuan, ini sampai tiga ratus ribu,” ungkapnya.
Bantuan Pompa
Dalam kesempatan itu, Mentan Andi Amran Sulaiman memberikan bantuan pompa, benih padi, dan alat tanam ke petani di Pemalang, dan langsung melakukan pengecekan.
Pompa bantuan itu dipasang di Kali Comal yang berada di Desa Kandang, Kecamatan Comal, Pemalang.
Mentan Andi Amran Sulaeman berharap, dengan bantuan pompa ini, Indonesia dapat menjadi lumbung pangan dunia.
Mentan pun menyampaikan, program pompanisasi bisa meningkatkan produksi pertanian, terutama saat musim kemarau.
Menurut dia, dengan anggaran total Rp 500 miliar, bisa meningkatkan keuntungan petani total Rp 10 triliun.
”Ini yang pertama solusi cepat menghadapi kekeringan adalah pompanisasi. Ini sangat ironis di negeri kita.
Satu sisi sawah ini butuh air, di sisi lain air melimpah. Tapi tidak pernah ketemu (di sawah),” katanya.
”Bayangkan kalau ini bergerak semua, hitungan kita meningkatkan 1,2 juta ton beras. 1,2 juta ton itu setara dengan Rp 10 triliun kenaikannya.
Biaya kita cuman berapa, Rp 500 miliar tapi jadinya Rp 10 triliun, itu satu kali. Jika dua kali ya Rp 20 triliun pendapatan petani, kita hanya biaya setengah triliun,” tambah Mentan.
Mentan pun berharap, dengan program pompanisasi ini, menargetkan hasil panen para petani akan bertambah 3-5 juta ton. (pras)