PersadaPos, Pati – Angka kasus DBD (Demam Berdarah Dengau) di Kabupaten Pati melonjak menjelang Lebaran 2024, tercatat hingga mencapai 1.298 kasus pada Rabu, 3 April 2024.
Kepala Dinkes (Dunas Kesehatan0 Kabupaten Pati, dr Aviani Tritanti Venusia mengungkapkan, jumlah tersebut mengalami kenaikan setiap hari, padahal sebelumnyanya 1.227 kasus.
”Itu baru yang dicurigai. Gejala utama panas. Yang muncul trennya mix, ada DBD dan tifus. Sedangkan yang terkonfirmasi positif ada 194 kasus,” kata Aviani kepada wartawan pada Jumat, 5 April 2024.
Menurut dia, saat ini tercatat angka kematian di angka 3. ”Kami berharap berhenti di angka tiga. Semoga tidak meningkat,” tutur dr Aviani Tritanti.
Ia mengungkapkan, kasus DBD di Kabupaten Pati didominasi anak usia dini, dengan kelompok umur 5-14 tahun sebanyak 48 persen dan usia 0-5 tahun sebanyak 12 persen.
Kemudian, tambahnya lagi, remaja usia 15 hingga dewasa 44 tahun sebanyak 35 persen, dan dari 44 tahun ke atas sebanyak 5 persen.
”Dua kasus terakhir yang meninggal di Randukuning, Kecamatan Pati Kota. Usianya 4 dan 5 tahun. Tetanggaan. Baru di fogging, terkena,” ungkap dr Aviani.
Dia menilai, meningkatnya kasus DBD di Kabupaten Pati pada bulan ini lantaran cuaca yang tak menentu, membuat nyamuk cepat berkembang biak.
dr Aviani mengaku, untuk menanggulangi tingginya kasus ini, pihaknya melakukan berbagai langkah, mulai dari penyelidikan epidemiologi (PE) untuk mengetahui potensi penularan dan penyebaran DBD.
”Kami dari Dinas Kesehatan, juga tak tinggal diam. Kita PE di lingkungan si sakit selalu ditemukan jentik nyamuk,” kata dia.
Selain itu, pihaknya juga menggencarkan sosial Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M plus, yakni menguras bak mandi, menutup dan mendaur ulang sampah-sampah.
Pihaknya juga melakukan pengasapan alias fogging, namun upaya fogging kurang efektif jika dibandingkan dengan PSN.
”Yang paling efektif PSN. Karena bisa menghancurkan sarang nyamuk. Kalau fogging hanya membunuh yang dewasa saja,” kata dia. (pras)