PersadaPos, Klaten – Sontoloyo, sebutan penggembala bebek dalam bahasa Jawa, berkelahi rebutan lahan gembalaan bebek di lahan persawahan, akhirnya seorang ditemukan tewas.
Peristiwa itu terjadi di tepi jalan persawahan Desa Jetis, Klaten Selatan, Klaten pada 19 Maret 2024 sekira pukul 12.00 WIB.
Kasi Humas Polres Klaten, AKP Abdillah menyebutkan, W (47), warga Desa Trunuh, Kecamatan Klaten Selatan, Klaten, tewas setelah berkelahi dengan T (35) warga Desa Jetis, Kecamatan Klaten Selatan.
”Keributan yang terjadi di jalan Desa Jetis itu, ternyata dipicu rebutan lahan menggembalakan ternak bebek,” jelas AKP Abdillah kepada wartawan pada Rabu, 20 Maret 2024.
Menurut Abdillah, dari laporan Polsek, kronologisnya S datang menemui T yang sedang menggembala bebek di persawahan, melarang untuk tidak menggembala bebek di sawah tersebut.
Setelah itu, kata Abdillah, S mengakui memukul T dan pukulan itu dibalas oleh T, namun S yang kewalahan kemudian menjemput kakaknya W untuk menemui T.
”Kemudian S bersama W kembali menemui T, lalu W mengangkat kursi dipukulkan ke T. Sempat ditangkis dan T ganti memukul W, dan atas kejadian tersebut S melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Klaten,” terang Abdillah.
Seperti diketahui, sebelumnya pria inisial W (47) asal Dusun Mranggen, Desa Trunuh, Kecamatan Klaten Selatan, ditemukan tewas di tepi jalan persawahan Desa Jetis, Klaten Selatan, Klaten.
Salah seorang saksi bernama Susana Sri (51) mengungkapkan, W sebelumnya duel dengan T (35) warga Desa Jetis, yang sedang menggembalakan bebek di sawah.
”Mas T mau bawa bebeknya pulang, Mas W datang boncengan sama adiknya. W turun dari motor, ambil kayu di situ (depan rumah), dipukulkan ke T.
Setelah itu berantem, saya sempat teriak minta tolong,” kata Susana di lokasi, usai kejadian.
Susana mengatakan, sekitar pukul 13.00 WIB T sedang menggembalakan itik, saat duduk di tepi jalan dekat warung miliknya, adik W yang berinisial S (45) pun datang.
”S pulang, T lalu saya suruh pulang bawa bebeknya. Tapi kemudian S dan kakaknya, W, datang. Sempat saya lerai juga, tapi bagaimana berantemnya saya tidak tahu,” imbuh Susana. (pras)