PersadaPos, Semarang – PWI Jawa Tengah bekerja sama dengan Fakultas Hukum Universitas Islam Sultan Agung (FH Unissula) Semarang menggelar Sekolah Jurnalistik angkatan XVIII secara daring Minggu 3 Maret 2024.
Acara pembukaan dipandu wartawan senior RRI Semarang, Bakhtiar Rivai dan diikuti 26 mahasiswa FH Unissula. Meskipun sekolah ini dilaksanakan secara virtual, para peserta bersemangat menyimak pelajaran dari pemateri hingga tuntas.
Hadir dalam pembukaan secara daring, Dekan FH Unissula Dr Jawade Hafidz SH MH, Wakil Dekan II Arpangi SH MH, Ketua PWI Jateng Amir Machmud NS, serta dua pemateri R Widiyartono dan Setiawan Hendra Kelana.
Ketua PWI Jateng, Amir Machmud NS, dalam sambutan pembukaan menyampaikan terima kasih kepada FH Unissula yang telah menjalin sinergitas dengan PWI Jateng untuk mengadakan sekolah jurnalistik. Apalagi kegiatan ini dijadikan sebagai persyaratan atau pendamping dalam proses wisuda mahasiswa.
Amir menegaskan, sekolah jurnalistik adalah salah satu upaya dari PWI untuk memberikan soft skill atau kecakapan hidup kepada mahasiswa, bukan saja keterampilan mendokumentasikan peristiwa dan menyampaikan gagasan lewat tulisan, tapi jauh lebih dari itu adalah membekali skill mahasiswa saat bersaing di dunia kerja.
”Kemampuan menulis ini akan menjadi faktor pembeda antara lulusan FH Unissula dengan lulusan perguruan tinggi lain. Di sini mahasiswa akan dikenalkan dan diasah kemampuan mendapatkan ide tulisan dan menuliskannya dalam bentuk opini yang ringan, ilmiah, dan enak dibaca,” kata Amir.
Di bagian lain, Dekan FH Unissula Jawade Hafidz menjelaskan, kegiatan ini diikuti 26 mahasiswa karena Unissula merencanakan empat kali prosesi wisuda pada tahun 2024. Hal ini membuat jumlah peserta pada setiap kegiatan terbatas. Namun, ia juga menegaskan bahwa akan ada kegiatan serupa dalam tiga bulan ke depan.
Sementara itu, dalam Sekolah Jurnalistik tersebut, Pemimpin Redaksi Suarabaru.id, R Widiyartono membawakan materi “Teknik Penulisan Artikel Ilmiah Populer dan Praktik Menulis Artikel Ilmiah Populer”. Sedangkan Sekretaris PWI Jateng Setiawan Hendra Kelana membahas topik “Konvergensi Media, Hukum Pers dan Etika Komunikasi”.
R Widiyartono mengatakan, dalam ilmu jurnalistik, artikel adalah salah satu bentuk tulisan nonfiksi berisi fakta dan data diserta sedikit analisis dan opini dari penulisnya. Ciri-ciri artikel sendiri, ditulis disertai nama, temanya menyangkut kepentingan orang banyak, referensial dan disajikan dalam bahasa sederhana dan komunikatif.
”Siapa saja bisa menjadi penulis artikel. Syaratnya tentu saja menguasai teknik menulis, suka membaca, punya intelektualitas mencukupi, dan kepekaan sosial yang memadai,” kata salah satu wartawan Jateng yang baru saja mendapatkan penghargaan Press Card Number One dari PWI Pusat.
Menyelami Produk Jurnalistik
Sementara Setiawan Hendra Kelana mengajak mahasiswa untuk menyelami rambu-rambu media dalam memproduksi produk jurnalistik. Iwan, panggilan akrab Sekretaris Redaksi Suara Merdeka itu mengatakan, betapa dalam menjalankan tugasnya wartawan harus berpegang teguh pada kode etik jurnalistik.
Iwan mencontohkan, bagaimana wartawan Indonesia tidak menyalahgunakan profesi untuk menerima suap, dilarang menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, dan bahasa. Termasuk etika menuliskan identitas pelaku di bawah umur, dan alamat tempat kejadian perkara.
”Dengan belajar UU Pers dan Kode Etik Jurnalistik, kita akan paham ketika terjadi masalah dalam produk jurnalistik, apakah ini masuk sengketa pers atau bukan, pelanggaran UU Pers atau UU ITE,” ujar salah satu wartawan Jateng yang menjadi asesor Uji Kompetensi Wartawan (UKW) ini. (Lind)