PersadaPos, Semarang – Meski banjir yang menggenang di beberapa wilayah Kota Semarang berangsur-angsur surut, namun masih ada warga yang bertahan di tempat pengungsian.
Hal ini dialami warga di Kecamatan Genuk, lantaran banjir yang menggenangi rumahnya belum surut hingga Minggu siang, 17 Maret 2024.
Seperti diketahui Kecamatan Genuk, terhitung cukup parah tergenang banjir sejak beberapa hari lalu, karena hujan deras tak kunjung berhenti di Kota Semarang.
Baik warga Kecamatan Genuk yang mengungsi, maupun sebagian warga yang sudah pulang ke rumahnya, hingga kini masih mengandalkan dapur umum untuk kebutuhan hidupnya.
Camat Genuk, Suroto mengatakan, dapur umum yang didirikan pihaknya dibantu para relawan terus mengirimkan logistik untuk korban banjir di tujuh kelurahan, karena warga belum bisa mencukupi kebutuhannya saat banjir masih menggenang.
”Kita bantu warga untuk pemulihan pasca-bencana, sampai keadaan bisa normal. Dapur umum disediakan bersama relawan dan unsur terkait, guna membantu masyarakat mendapatkan makanan,” jelas Suroto kepada wartawan, Minggu, 17 Maret 2024.
Menurut Suroto, bantuan bagi warga terdampak banjir didistribusikan para relawan ke seluruh kelurahan yang terendam banjir.
Puluhan relawan, katanya, berbagi tugas di dapur dan lapangan, agar pengiriman bantuan logistik tidak mengalami kendala.
Ia menyebutkan, distribusi logistik bantuan makanan yang dikirimkan akan melihat perkembangan banjir setiap hari.
Hal ini, lanjutnya, agar warga terdampak banjir tidak kesulitan mendapatkan logistik makanan untuk kebutuhan sehari-hari pada saat berbuka puasa dan sahur.
”Meski banjir berangsur-angsur surut, akan kita lihat kondisinya. Apakah masyarakat sudah dapat kembali beraktivitas normal atau belum.
Setiap hari ada 5 ribu bungkus makanan yang didistribusikan kepada warga di wilayah kelurahan terdampak banjir untuk berbuka puasa dan sahur,” katanya.
Suroto menjelaskan, sampak banjir di Genuk, paling parah dibandingkan wilayah lain sekitarnya, karena letaknya berada di muara pertemuan beberapa aliran sungai.
Ia mengatakan, bila terjadi banjir dampaknya parah sekali, lantaran gelontoran air bermuara ke laut menyebabkan banjir besar seperti saat ini, dan surutnya lebih lama.
”Dua sungai yaitu Kali Tenggang dan Sringin, muaranya di Kecamatan Genuk. Jika terjadi banjir, pasti meluapnya ke wilayah kita karena seperti buangan, sehingga dampaknya lebih parah.
Seandainya surut pun, akan lama karena wilayah lain mengalirnya ke Kecamatan Genuk, bahkan air bisa naik lagi jika curah hujan tinggi dan ada banjir kiriman dari di wilayah bagian atas,” terang dia. (pras)