PersadaPos, Klaten – Dalam sepekan, tiga orang meninggal akibat DBD (demam berdarah dengue) pada pekan ke-12 di Kabupaten Klaten dari total 204 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Klaten, dr Anggit Budiarto mengatakan, angka kematian akibat DBD terus bertambah, cuma pada pekan ke-13 belum direkap.
”Kalau pada pekan ke-1 hingga pekan ke-11 sudah ada sembilan kasus kematian akibat DBD,” terang dr Anggit kepada wartawan Sabtu, 30 Maret 2024.
Menurut dia, tingginya kasus DBD di Klaten, dibutuhkan gerakan PSN (pemberantasan sarang nyamuk serentak) sampai ke pelosok desa-desa.
Sebelumnya, kata dia, memang sudah ada surat edaran gerakan PSN, bahkan sebagian desa sudah melaporkan kegiatan itu.
Ia mengatakan, dari laporan beberapa desa, memang masih ada beberapa rumah yang terdapat jentik melampaui batas minimal.
”Kita dorong Pak RT, Pak RW, dan Pak Lurah serta seluruh komponen masyarakat untuk menggerakkan PSN.
PSN (menguras, menutup tempat air, dan mengubur barang bekas) itu kunci, kita bersihkan lingkungan sekitar tinggal segera,” terang Anggit.
Sub koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Dinas Kesehatan Pemkab Klaten, Wahyuning Nugraheni, membenarkan total kasus kematian akibat DBD tahun ini menjadi 12 orang.
”Iya (sepekan ada tiga kasus meninggal), pada pekan ke 12. Berasal dari tiga kecamatan,” kata Wahyuning.
Tambahan tiga meninggal itu, sebut Wahyuning, dari Kecamatan Prambanan, Pedan, dan Klaten Selatan, dengan usia mulai dari anak hingga dewasa.
”Kasus ke-10 meninggal itu pria umur 15 tahun, Kecamatan Klaten Selatan. Kasus 11 juga pria umur 36 tahun dari Kecamatan Prambanan. Kasus 12, bayi laki-laki umur 5 bulan di Kecamatan Pedan,” rinci Wahyuning.
Seperti diketahui, sembilan warga Klaten meninggal dunia karena demam berdarah dengue (DBD), yang tiga di antaranya menimpa bayi berusia 7 bulan.
”Sampai minggu ke-11, jumlah total kasus DBD ada 166 kasus. Sembilan di antaranya meninggal dunia,” ungkap Wahyuning. (pras)