PersadaPos, Semarang – Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, meminta warga untuk irit air, karena sumur-sumur berpotensi mengering saat musim kemarau.
Hal ini mengingat, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), menyebutkan Kota Semarang sudah memasuki musim kemarau sejak Mei 2024.
Saat mulai musim kemarau ini, 80 KK di Perumahan Graha Permata Muktiharjo, Kelurahan Muktiharjo Kidul, Pedurungan, sudah mulai menalami kekurangan air bersih.
”Masyarakat bisa mengelola air, irit air istilahnya karena sumur-sumur juga nantinya makin kering,” jelas Mbak Ita, sapaan akrab Wali ota Semarang, kepada wartawan, Rabu, 22 Mei 2024.
Walau begitu, katanya, stok air bersih untuk memenuhi kebutuhan masyarakat saat musim kemarau masih mencukupi.
Menurutnya, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Moedal telah melakukan pemetaan wilayah yang sering terdampak kekeringan.
”Pertama dari PDAM, masyarakat Kota Semarang yang biasanya kekurangan air bersih seperti di daerah Mateseh dan Rowosari, Kecamatan Tembalang,” kata dia.
Tak hanya PDAM, katanya, Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) Kota Semarang dan pihak swasta, juga membantu melakukan pengedropan air bersih.
”Kedua saya juga minta dari Damkar Kota Semarang, sekali-kali menyiram taman di pinggiran jalan,” harap Mbak Ita.
Sementara itu Kepala BPBD Kota Semarang, Endro Pudyo Martanto mengatakan, 80 KK di Perumahan Graha Permata Muktiharjo, Kelurahan Muktiharjo Kidul, Pedurungan mulai kekurangan air bersih.
”Namun, bantuan air bersih sudah dilakukan sejak seminggu yang lalu,” jelas Endro dalam keterangannya kepada wartawan, Selasa, 21 Mei 2024.
Direktur Utama PDAM Tirta Moedal Kota Semarang, Yudi Indarto juga menambahkan, saat ini sudah ada permintaan bantuan air bersih di Muktiharjo.
”Ada permintaan lewat BPBD untuk layanan Muktiharjo karena sumur artesis warga ada yang mulai mati,” kata Yudi. (pras)