PersadaPos, Semarang – Aksi unjuk rasa yang berlangsung cukup panas dilakukan para mahasiswa di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah, Jalan Pahlawan, Semarang pada Senin, 12 Februari 2024.
Koordinator aksi, Akmal Sajid mengatakan, ada lima tuntutan dari massa mahasiswa. Pertama, katanya, mereka ingin pejabat Pemprov dan DPRD Jateng mendukung pemakzulan Presiden Jokowi.
”Pokoknya pejabat di dalam nanti tuntutan yang saya bacakan, saya suruh mereka bacakan dan mengirim surat pemakzulan ke Jokowi,” katanya di tengah aksi mereka.
”Tuntutan ada lima, pertama pemakzulan kepada Jokowi, kedua hentikan represifitas aparat, tegakkan supremasi hukum dan kedaulatan rakyat, wujudkan reformasi berkeadilan dan wujudkan hak asasi mahasiswa,” tegasnya.
Aksi yang cukup panas itu sempat mereda, ketika para mahasiswa ditemui perwakilan anggota DPRD Jateng dari Fraksi PDIP, Daniel Budi Tjahyono dan perwakilan dari Pemprov Jateng.
Tapi, aksi para mahasiswa itu kembali memanas, usai perwakilan DPRD Jateng menolak permintaan massa untuk membacakan pernyataan sikap dan mendukung pemakzulan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Saling dorong terjadi antara mahasiswa dan polisi yang mengamankan lokasi beberapa kali terjadi.
Bahkan, juga terjadi debat antara polisi dan mahasiswa melalui pengeras suara beberapa kali terdengar.
Saat itu, polisi menyetel Salawat Jibril yang terdengar keras dari mobil pengurai massa (Raisa) yang berada di halaman Kantor Gubernur Jateng.
Aksi pun mulai terkendali dengan massa mahasiswa dan pejabat itu duduk bersama mendengarkan pernyataan sikap.
Namun, aksi kembali ramai karena perwakilan dari DPRD Jateng menolak saat diminta membacakan pernyataan sikap dan mendukung pemakzulan Presiden Jokowi.
Massa ramai-ramai menyoraki dan mengacungkan celana dalam ke arah anggota DPRD Jateng tersebut.
Massa juga menjelaskan, kenapa mereka sampai mengacungkan celana dalam ke arah anggota DPRD Jateng.
”Celana dalam itu simbol kemaluan. Kami mengirim ini menandakan DPR tidak memiliki malu,” kata salah satu peserta aksi di lokasi.
Perlakuan para mahasiswa itu pun ditepis petugas, dan para pejabat kembali masuk ke area Kantor Gubernur Jateng.
Massa lalu membacakan pernyataan sikap dan menempelkan spanduk yang bertulis RIP Demokrasi Masyarakat, kemudian massa aksi membubarkan diri. (pras)