PersadaPos, Demak – Akibat curah hujan yang masih cukup tinggi, tanggul jebol di Kabupaten Demak bertambah lagi menjadi tujuh titik pada Rabu malam, 7 Februari 2024.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak mencatat, akibat jebolnya tanggul bertambah, kini sebanyak 24 desa di enam kecamatan terdampak banjir.
”Jumlah kecamatan terdampak enam kecamatan, sedang jumlah desa terdampak 24,” papar Kepala Pelaksana BPBD Demak, M Agus Nugroho, dalam keterangan resminya kepada wartawan yang di-update pukul 21.00 WIB, Rabu, 7 Februari 2024.
Agus menyebutkan, jumlah KK yang terdampak banjir sekitar 14.390KK, sedang jumlah jiwa terdampak 56.919jiwa, serta jumlah sawah terdampak sekitar 1.008 hektar.
Menurut dia, penyebab tanggul jebol yang mengakibatkan banjir tersebut, akibat hujan deras di wilayah hulu dan debit air yang makin meningkat.
Ia mengatakan, sebanyak tujuh titik tanggul yang jebol di Demak itu, antara lain di Dukuh Mangun, Desa Rejosari, Kecamatan Karangawen pada tanggul kanan dan kirinya.
Selain itu, tambahnya, tanggul Sungai Cabean, Dukuh Ngemplik, Desa Sidorejo; tanggul Sungai Tuntang sebelah kanan yang berada di RT 01 RW 02 jebol, Desa Pilangwetan Kecamatan Kebonagung.
Lalu, katanya lagi, tanggul di kanan Kali Tuntang Desa Kalianyar dan Desa Tlogodowo, Kecamatan Wonosalam, dan tanggul Sungai Jaratun di Desa Tambirejo RT 02 RW 01, Kecamatan Gajah.
Selanjutnya, sebut Agus, tanggul di Dukuh Luwuk, Desa Sidomulyo, Kecamatan Dempet, dan di Desa Wilalung, Kecamatan Gajah.
Sementara itu Agus merinci, akibat tanggul yang jebol itu bertambah sebanyak 24 desa di enam kecamatan yang terendam banjir, antara lain Kecamatan Karangawen terdapat dua desa yaitu Sidorejo dan Rejosari.
”Warga terdampak di Sidorejo sebanyak 57 KK, dan Rejosari sebanyak 495 KK, dengan jumlah pengungsi enam orang di tempat pengungsian UPTD. Dan, pertanian terdampak tanaman padi 105 hektar, tanaman jagung 95 hektar,” paparnya.
Banjir, katanya lagi, juga terjadi di Kecamatan Kebonagung yang terdampak dua desa, yaitu Desa Pilangwetan sebanyak 453 KK dan Desa Kebonagung terdapat 1.295 KK terdampak banjir dengan 12 orang mengungsi di Balai Desa.
Ia mengatakan, di Desa Pilangwetan yang kebanjiran terdapat enam sekolah, sebuah masjid dan kantor kelurahan juga turut terendam banjir, serta sawah yang terendam banjir sekitar 75 hektar, dan Desa Kebonagung ada sawah 150 hektar terdampak.
”Kebutuhan mendesak meliputi pendirian dapur umum, logistik, dan alat berat untuk mengatasi tanggul,” ungkap Agus.
Disebutkan lagi, Kecamatan Wonosalam terdapat enam desa terdampak banjir, yaitu Desa Kalianyar, Doreng, Tlogodowo, Lempuyang, Karangrowo, dan Tlogorejo.
Desa Kalianyar, jelas Agus, terdapat 349 KK terdampak banjir di Dukuh Pangkalan dengan ketinggian air sekitar 70 cm, Desa Doreng terdapat 34 KK terdampak, Desa Tlogodowo terdapat 274 KK terdampak dan 130 orang mengungsi.
”Pengungsian tersebut tersebar di Balaidesa, Musala Al Furqon, Musala Al Ikhlas, dan Masjid,” imbuhnya.
Selanjutnya, Desa Lempuyang terdapat 81 KK terdampak, Desa Karangrowo 743 KK terdampak dan 120 hektare lahan persawahan usia 60 hari terdampak. Selain itu 15 orang mengungsi di Sekolah Madrasah Tsanawiyah.
Kemudian, sebut Agus lagi, Desa Tlogorejo terdapat 259 KK terdampak, yang semuanya berada di RW 1.
Dikatakan, di Kecamatan Karangtengah, terdapat dua desa terdampak banjir, yaitu Desa Batu terdapat 154 KK terdampak dengan ketinggian 10-20 cm dalam rumah dan Ploso terdapat 172 KK terdampak.
Kecamatan Gajah, tambahnya, terdapat 4 desa terdampak banjir, yaitu Tambirejo yang terdapat 3 hektar sawah terdampak banjir, serta Medini, Wilalung, dan Sambung.
”Desa Medini masih dalam perhitungan areal persawahan yang terdampak, Desa Sambung terdampak banjir di area jalan raya dan persawahan, Desa Wilalung terdampak banjir di area jalan raya dan persawahan,” jelasnya.
Agus mengungkapkan, di Kecamatan Dempet kebih para lagi, terdapat elapan desa terdampak banjir, yaitu Desa Sidomulyo, Gempoldenok, Kebonsari, Balerejo, Kedungori, Kuwu, Kramat, Harjowinangun.
Di Kecamatan Dempet, sebutnya, terdapat 1.200 KK terdampak banjir di Desa Sidorejo, 694 KK di Gempoldenok, 811 KK di Kebonsari, 1.617 KK di Balerejo, 1.201 KK di Kedungori, 1.149 KK di Kuwu, 1.591 KK di Kramat, dan 1.761 KK terdampak di Harjowinangun.
”Secara keseluruhan kebutuhan mendesak meliputi pendirian dapur umum, logistik, zak, bambu, tikar dan selimut, obat-obatan, dan alat berat,” pungkas Agus. (pras)