Nawal Arafah Yasin
PersadaPos, SEMARANG – Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Provinsi Jawa Tengah, Nawal Arafah Yasin, mendukung implementasi program Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya) yang dicanangkan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Nawal juga mendorong agar layanan pengasuhan dalam program Tamasya tersebut, dapat membantu meningkatkan partisipasi anak usia 0-6 tahun untuk belajar di satuan PAUD.
“Adanya Tamasya ini, diharapkan tadi bisa meningkatkan partisipasi aktif kasar anak usia 0-6 tahun, untuk bersekolah di PAUD” kata dia, seusai menjadi narasumber kegiatan Apresiasi Pengelola Program Pengasuhan 1000 HPK dan Tamasya BKKBN Provinsi Jateng, di Gets Premiere Semarang, Senin (27/10/2025).
Ditambahkan, Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD di Jawa Tengah pada 2024 sebesar 47,65 persen. Sementara jumlah anak usia 0-6 tahun yang terlayani PAUD hanya 14 persen.
Menghadapi kondisi itu, Nawal mendorong pembentukan PAUD Emas (Berbasis Masyarakat untuk Generasi Emas), sebagai jawaban atas akses dan layanan pendidikan jenjang PAUD yang belum merata di Jawa Tengah.
Dia berharap, layanan Tamasya juga dapat diintegrasikan dengan program PAUD Emas. Pasalnya, kekuatan PAUD Emas terletak pada swadaya masyarakat dalam menghadirkan layanan pendidikan untuk anak-anak usia dini.
“Yang bisa dilakukan, kita berkolaborasi dengan BKKBN dengan Tamasya, kemudian kita membentuk PAUD-PAUD Emas yang terintegrasikan dengan Posyandu. Dan ini diharapkan bisa meningkatkan layanan PAUD di Jawa Tengah,” beber dia.
Nawal mengungkapkan, berdasarkan data, saat ini jumlah PAUD di Jateng tercatat sebanyak 32.684 unit. Terdiri dari 19.264 Taman Kanak-kanak (TK), 10.112 Kelompok Bermain (KB), 552 Tempat Penitipan Anak (TPA), dan 2.756 satuan PAUD sejenis.
Adapun total guru atau tenaga pendidik PAUD sebanyak 57.208 orang, dengan jumlah murid 911.218 anak. Dengan keterlibatan aktif dari seluruh elemen, diharapkan angka partisipasi anak untuk belajar di PAUD lebih meningkat.
“Selain ada PAUD formal, nonformal, nanti ada PAUD Emas yang ada di Posyandu, dan ada Tamasya. Paling tidak, partisipasi aktif dari anak usia 0-6 tahun untuk bersekolah, itu lebih terlayani dengan baik,” ungkap istri Wakil Gubernur Jateng tersebut.
Di samping itu, Nawal juga mendorong agar BKKBN memiliki standar kompetensi bagi tenaga pendidik atau pengasuh anak, serta memberikan pelatihan. Hal itu untuk memastikan pembelajaran PAUD benar-benar memperhatikan kualitas.
“Jadi ini nanti untuk mendorong kompetensi ini bisa lebih baik lagi, sehingga standardisasi mengenai (kualitas pengasuh anak) ini mungkin Tamasya memiliki satu standar, dan itu memiliki satu kekhasan sendiri,” tandas Ketua Tim Pembina Posyandu Jateng itu. (Lind)


