Nawal Arafah Yasin, saat mengunjungi galeri Industri Kecil dan Menengah (IKM) Center, Kota Magelang, Kamis, 31 Juli 2025. (Foto:Dok)
PersadaPos, Magelang – Sejumlah difabel asyik duduk di atas karpet, sembari serius menyelesaikan proses kerajinan batik. Sesekali mereka meniup canting usai dicelupkan cairan malam atau lilin untuk digoreskan ke atas kain.
Goresan demi goresan mereka bentuk menjadi motif, hingga menjadi gambar bunga dan aneka coretan indah lain.
“Bagus sekali batiknya,” ungkap kagum Ketua Dekranasda Jawa Tengah Nawal Arafah Yasin, saat mengunjungi galeri Industri Kecil dan Menengah (IKM) Center, Kota Magelang, Kamis (31/7/2025).
Dengan ramah, Nawal berinteraksi dengan para difabel yang serius menyelesaikan proses kreatifnya membatik. Istri Wakil Gubernur Jateng itu juga dipersilakan mencoba menggunakan canting, untuk menggoreskan motif.
Tak lama kemudian, Nawal sibuk membuat motif di atas kain batik. Diakui, dia tak begitu mahir membuat goresan batik, namun perajin batik dan petugas galeri meyakinkan bahwa hal itu bisa dilakukan Nawal.
Masih belum berhenti rasa kagumnya akan kemampuan perajin dalam membatik, Nawal dibuat tertegun dengan karya batik mereka yang terpasang di atas kayu display.
“Batiknya bagus, rapi sekali detailnya, sampai-sampai ke detail kecil-kecil, mereka bisa menyelesaikan satu kain dalam satu hari, luar biasa,” ungkap Nawal.
Langkah Nawal lantas melaju ke koleksi batik lain di galeri. Sejumlah koleksi batik pun dibelinya sebagai bentuk apresiasi dan kecintaannya pada kerajinan pembatik lokal Magelang tersebut.
Nawal juga menyempatkan diri duduk lesehan membuat kerajinan batik ecoprint. Suara tabuhan palu kayu dari para perajin, membuat Nawal terpanggil untuk bergabung membuat batik ramah lingkungan itu.
Dia pun mencoba memukulkan palu ke arah plastik, yang di bawahnya terpasang daun di atas kain putih. Tujuannya, agar warna hijau dari daun tertempel alami. “Warna batiknya hijau alami,” ungkapnya.
Salah seorang difabel, Ariyani, menyatakan, para difabel biasa mengerjakan kain batik tulis. Dengan motif yang dibuat secara bebas.
“Karena kadang ada yang request juga, jadi bisa mengerjakan motif batik sesuai permintaan mereka,” tutur Ketua Komunitas Disabilitas Kota Magelang ini. (Lind)