Dr Teguh Purnomo, SH, MHum, MKnot
PersadaPos, Kebumen – Kabupaten Kebumen membutuhkan figur pemimpin yang mampu mengentaskan kemiskinan. Kedepan, Kebumen harus bisa melepaskan predikat kabupaten termiskin di Jawa Tengah.
Pernyataan ini disampaikan Dr Teguh Purnomo, SH, MHum, MKnot menanggapi beredarnya pemberitaan di berbagai media yang melekatkan Kebumen sebagai kabupaten termiskin di Jawa Tengah.
Sebagai informasi, Kebumen disebut sebagai kabupaten termiskin di Jawa Tengah, karena didaerah ini masih banyak masyarakat yang tingkat kehidupannya tergolong miskin, bahkan miskin ekstrem.
Dari data yang ada, penduduk miskin di Kebumen mencapai 16,34%. Masih jauh di bawah tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah yang rata-rata 12,13%. Bahkan di bawah Kabupaten Brebes yang penduduk miskinnya 15,78 %.
Upah minimum kabupaten (UMK) Kebumen saat ini juga masih tergolong rendah yaitu Rp 2.121.947 dan tergolong dalam 10 besar daerah dengan UMK terendah di Jawa Tengah.
Sangat Paradoksal
Teguh Purnomo menyebut bahwa kondisi masyarakat Kebumen ini sangat paradoksal, bila dibandingkan dengan kekayaan pemimpinnya.
“Sangat paradoksal, mengingat banyak media memberitakan bahwa bupati Kebumen saat ini adalah bupati terkaya di Jawa Tengah, sementara tingkat kehidupan penduduknya masuk kategori kabupaten termiskin,” ujar Ketua DPC Peradi Kebumen tersebut.
Mantan Komisioner Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu) Provinsi Jawa Tengah tersebut mengaku prihatin dengan kondisi masyarakat di daerahnya itu. Karena itu, dia berharap, masyarakat lebih bijak dalam memilih pemimpinnya, agar ada perbaikan dan peningkatan kesejahteraan penduduknya.
“Kebumen butuh pemimpin yang mampu meningkatkan kesejahteraan penduduknya. Bupati yang mampu mengentaskan kemiskinan di daerah ini,”seru dosen di berbagai fakultas hukum itu.
Teguh yang pernah menjadi Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Kebumen tersebut mengimbau masyarakat khususnya yang memiliki hak pilih untuk tidak gegabah dalam menyalurkan hak pilihnya pada Pilkada mendatang. Harus lebih cerdas dalam memilih pemimpin.
“Jangan lagi hanya terbuai dengan pencitraan dan publikasi-publikasi keberhasilan yang tidak jelas standarnya,”tegas mantan komisioner KPU Provinsi Jawa Tengah itu.
Dia berharap, masyarakat bisa menjadikan data-data yang beredar selama ini sebagai referensi dalam menentukan pilihan dari figur-figur yang berkontestasi pada pemilihan bupati mendatang.
“Harus lebih jeli melihat sosok-sosok yang tampil, termasuk incumbent maupun sosok lain, sehingga yang akan menjadi leader atau pimpinan adalah sosok yang mampu membawa atau keluar dari kemiskinan,”ujarnya.
“Jadi harus ada perubahan dari kabupaten miskin menjadi kabupaten yang sukses, berhasil. Sehingga yang menjadi pimpinan adalah yang berlatar belakang untuk pengembangan usaha di segala sektor di Kabupaten Kebumen,”pungkasnya. (Lind)