PersadaPos, Semarang – Empat pemuda anggota gangster ditangkap polisi lantaran tawuran dengan gangster lain menggunakan senjata tajam (sajam) di Kecamatan Genuk, Kota Semarang.
Video para pemuda membawa senjata tajam di Kecamatan Genuk, dan seorang yang terluka dibawa ke rumah sakit itu viral beredar di media social pada Kamis lalu, 2 Mei 2024.
Kasat Reskrim Polrestabes Semarang, AKBP Andika Darma Sena mengatakan, kejadian dalam video yang beredar itu ternyata tawuran dua gangster, antara Geng Senyap melawan Geng Kampung Timur.
”Polsek Genuk dibantu Polrestabes Semarang melakukan penyelidikan, menyisir TKP, menemukan beberapa sajam sehingga berhasil kita identifikasi,” kata AKBP Andika di Mapolrestabes Semarang, Selasa, 14 Mei 2024
Menurut Andika, dalam peristiwa itu Geng Senyap yang terdiri dari beberapa geng di Kota Semarang, saling tantang dengan Geng Kampung Timur dari Kabupaten Demak yang berbatasan dengan Semarang.
”Mereka janjian di medsos, saling tantang,” imbuh Andika.
Sementara itu Kapolsek Genuk, Kompol Rismanto menambahkan, kedua geng itu janjian bertemu di Genuk untuk tawuran, lalu terjadi saling serang dan Geng Kampung Timur akhirnya terdesak.
”Setelah ditentukan di satu tempat, dari Kampung Timur merangsek ke wilayah Genuk menggunakan mercon. Kemudian karena kondisinya terdesak, Kampung Timur lari dikejar oleh geng Senyap.
Ternyata ada satu anggota dari Kampung Timur yang nggak bisa melarikan diri karena terjatuh, kemudian dilakukan pengeroyokan,” jelas Rismanto.
Akibat dikeroyok, kata Rismanto, salah satu anggota geng Kampung Timur itu luka-luka dan dibawa ke rumah sakit.
”Saat itu korban sempat mengaku cuma lewat, ternyata anggota geng Kampung Timur,” ungkap Rismanto.
Ia mengatakan, dari hasil penyelidikan, diamankan empat pemuda yang salah satunya masih berusia di bawah umur.
Mereka, sambungnya, merupakan anggota geng Senyap, namun bukan pelaku peengeroyokan.
”Untuk kasus pengeroyokan masih didalami. Mereka ini dikenakan Undang-Undang Darurat, karena kepemilikan senjata tajam,” jelas Rismanto.
Rismanto menambahkan, penyelidikan masih berlanjut dan pelaku pengeroyokan masih diburu, termasuk mencari admin media sosial yang saling tantang.
”Pakainya Instagram. Saat pelaku kita amankan, postingan langsung dihapus semua, tapi sudah diprofiling akunnya,” ucap Rismanto.
Salah satu anggota gengster yang diamankan, Bayu mengaku, admin media sosial itu memang saling tantang.
Kemudian, kata Bayu lagi, ada kabar di grup WhatsApp (WA) untuk melakukan aksi, sehingga mereka berangkat menuju lokasi yang telah ditentukan.
”Memang diawali janjian sama adminnya. Ada grup WA isinya sekitar 30 orang. Yang berangkat banyak, ada tim lain juga. Senjata tajam otomatis bawa,” aku Bayu. (pras)