PersadaPos, Semarang – Dukungan sejumlah elemen masyarakat kepada Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, untuk maju lagi dalam Pilwakot 2024 semakin mengalir.
Dukungan untuk Mbak Ita, sapaan akrab Wali Kota Semarang, untuk meningkatkan pembangunan Kota Semarang itu berasal dari petani durian di Kecamatan Gunungpati, para pelaku usaha, hingga generasi milenial.
Mereka mengekspresikan dukungan tersebut kepada Wali Kota (Walkot) petahana Hevearita Gunaryanti Rahayu atau Mbak Ita, yang dianggap memiliki kemampuan untuk membawa kemajuan bagi Kota Semarang.
Dukungan itu muncul, saat masa pendaftaran penjaringan bakal calon wali kota dibuka di beberapa partai politik (parpol), menjelang Pilwakot Semarang.
Para petani durian di Kecamatan Gunungpati pun mendesak Mbak Ita untuk maju kembali sebagai Wali Kota Semarang, lantaran komitmennya memajukan pertanian durian, telah diakui secara nasional.
”Sangat istimewa, andaikan beliau itu nyalon lagi. Saya akan menjadi tim untuk memilih dia lagi karena dia ramah, baik, tetapi tegas dan bijaksana,” kata Rodhi, seorang petani durian di Kelurahan Patemon, Kecamatan Gunungpati.
Rodhi pun masih mengingat, saat Mbak Ita menghadiri Festival Durian 2024 di Cepoko, Gunungpati.
Saat itu, ia merasa senang mendengar paparan Mbak Ita, yang melibatkan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) Republik Indonesia (RI).
Rodhi merasa bahagia, mendengar bahwa durian-durian dari Kota Semarang memiliki peluang untuk diekspor.
Dia juga mengapresiasi, rencana untuk menyusun road map mengenai pengemasan durian, sebelum dipasarkan lebih luas hingga ke mancanegara, serta adanya pelatihan mengenai produk-produk olahan makanan durian.
”Saya sangat suka karena Bu Wali Kota menunjukkan perhatian dan kepedulian terhadap petani dan pedagang durian,” kata Rodhi.
Pelaku UMKM
Begitu pula, dukungan serupa datang dari para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kota Semarang, yang mengangkat kembali kepemimpinan Mbak Ita karena perhatiannya yang luar biasa terhadap sektor UMKM.
Koordinator UMKM Pasar Johar Semarang, Aik Solihati mengatakan, kinerja Mbak Ita telah membawa perkembangan pesat pada sektor UMKM.
”Saya pribadi dan teman-teman ingin ibu (Mbak Ita) tetap maju. Itu harapan saya dan para pelaku UMKM di Kota Semarang kepada Bu Ita,” katanya.
Menurut Aik, hasil kinerja Mbak Ita dalam dua tahun terakhir telah menunjukkan capaian kepemimpinannya sebagai wali kota.
Hal tersebut, kata dia, menjadi dasar bagi dirinya untuk mendorong Mbak Ita agar melanjutkan kepemimpinannya di Kota Semarang.
”Apalagi sekarang ini programnya bagus. Jika terjadi pergantian pemimpin, kebijakan juga akan berubah. Kami ingin program yang sudah bagus dapat ditingkatkan oleh Bu Ita,” harap Aik.
Ia mengatakan, dukungan Mbak Ita terhadap sektor usaha mikro hingga menengah diwujudkan melalui berbagai cara, seperti pelatihan dan pendampingan.
Salah satunya, jelas dia, adalah kemudahan dalam mengurus perizinan, pelatihan membuat kemasan atau packaging, dan promosi produk.
”Perhatian dari Bu Ita terhadap UMKM sungguh luar biasa. Beliau tidak hanya memberikan program, tetapi juga memberikan perhatian yang besar terhadap UMKM,” kata Aik.
Menurutnya, Mbak Ita adalah sosok ibu bagi para pelaku UMKM di Kota Semarang.
Kedekatan tersebut, katanya, telah menjadikan hubungan antara masyarakat dan pemerintah semakin erat, dan telah mendorong kemajuan perekonomian kerakyatan.
”Kami masih membutuhkan aspirasi dari perempuan, karena lebih mudah berkomunikasi. Sebanyak 75 persen pelaku UMKM di Kota Semarang adalah perempuan,” jelas Aik.
Generasi Milenial
Sementara itu runner up Denok Kenang 2022, Fitriana Nur Annisa, juga merasa Mbak Ita masih sangat dibutuhkan untuk membangun Kota Semarang menjadi semakin hebat.
”Secara keseluruhan, kinerja Mbak Ita sudah sangat baik, jadi layak jika terus dilanjutkan,” kata mahasiswi Vokasi Universitas Diponegoro (Undip) jurusan Public Relations (PR) ini.
Fitriana menilai, Mbak Ita memiliki kelemahan dalam strategi branding media sosial (medsos), karena terlalu fokus pada kinerja dan tugasnya sebagai wali kota, sehingga mengabaikan pengelolaan medsos.
Oleh karena itu, menurutnya, diperlukan pembenahan dalam manajemen branding di medsos.
Meskipun Mbak Ita lemah dalam strategi branding medsos, Fitriana menegaskan, kinerja Mbak Ita telah terbukti efektif dalam menangani berbagai masalah, seperti banjir, kemiskinan ekstrem, stunting, dan menarik investor ke Kota Semarang.
”Tipikal pekerja keras, penghargaannya (Mbak Ita) juga banyak selama memimpin Kota Semarang,” katanya dalam keterangannya pada wartawan, Jumat, 10 Mei 2024.
Respon Mbak Ita
Wali Kota Semarang yang akrab disapa Mbak Ita, menyikapi banyaknya dukungan dari berbagai pihak, menyatakan rasa terima kasihnya atas support dan dorongan yang diberikan kepadanya.
”Nanti tunggu saja. Mungkin dalam satu sampai dua hari ini, saya akan memutuskan apakah akan maju lagi di Pilwakot Semarang 2024 atau tidak. Kemarin, yang memberikan dukungan pasti keluarga,” kata Mbak Ita kepada wartawan usai pelepasan calon jemaah haji di UIN Walisongo, Semarang, Kamis, 9 Mei 2024.
”Saat ini, saya tinggal menunggu restu dari keluarga, terutama dari anak, suami, dan orangtua, untuk memilih yang terbaik,” imbuh Mbak Ita.
Ia juga mengungkapkan, rasa terima kasihnya kepada seluruh masyarakat yang telah memberikan dukungan kepadanya, terutama dalam mendorongnya untuk kembali mencalonkan diri sebagai Wali Kota Semarang.
Bagi Mbak Ita, dukungan dari masyarakat telah menjadi penyemangat.
”Matur nuwun atas semua dukungan dari seluruh elemen masyarakat. Ini menjadi salah satu penyemangat bagi saya. Doa dan dukungan dari seluruh masyarakat, saya ucapkan terima kasih,” ungkapnya. (pras)