PersadaPos, Semarang – Masyarakat diharapkan waspada, lantaran hasil sampling BPOM Semarang menunjukkan, 33 persen produk terasi di Kabupaten Pati ada yang mengandung bahan berbahaya.
Kepala BPOM Semarang, Lintang Purbajaya, menyebut sudah mengidentifikasi produk terasi asal Pati, yang memiliki corak warna merah keunguan.
Menurut dia, berdasarkan pengujian, terasi tersebut positif mengandung bahan rodamin yang merupakan pewarna tekstil.
”Kita identifikasi terasi warna agak kemerahan. Yang kita sampling menemukan 33 persen mengandung bahan rodamin.
Sedangkan 55 persen trasi tidak memiliki kemasan dan izin edar. Ini menjadi perhatian tersendiri,” kata Lintang saat FGD (Focus Group Discussion) Bersama Pemkab Pati, Jumat, 5 Juli 2024.
Ia mengatakan, produk Terasi seperti itu bisa berdampak pada masalah Kesehatan, meskipun dampak negatif tidak langsung terasa.
”Ini berpengaruh terhadap tingginya penyakit kanker, gangguan hormonal termasuk penyakit gagal ginjal.
Ini menjadi pemicu pemberat dari penyakit tersebut. Karena itu kita berfokus untuk melakukan penurunan penggunaan bahan berbahaya ini,” paparnya
BPOM Semaarang, katanya, berupaya melakukan sejumlah intervensi langsung ke produsen, salah satunya dengan edukasi tentang penggunaan bahan pewarna pengganti yang aman bagi pangan.
”Kami programnya pendekatan, pengawasan dan pembinaan. Memang dalam peraturan perundang-undangan ada sanksi mulai administrasi, penghentian aktivitas, hingga sanksi pidana dan denda. Tapi kita akan mengarahkan ke pembinaan terlebih dahulu,” jelas Lintang.
Seperti diketahui, kebanyakan konsumen di pasar, memang banyak yang meminta produk terasi dengan warna agak kemerahan.
Namun, BPOM Semarang juga berupaya mengedukasi ke masyarakat tentang produk terasi berwarna tersebut, tidak mempengaruhi kualitas dan rasa.
”Kita juga edukasi kalau warna itu tidak pengaruh ke rasa, dan kualitas dari produk terasi tersebut,” pungkas Lintang.
Senada dengan BPOM Semarang, Sekda Kabupaten Pati Jumani berharap, produk terasi Pati aman dikonsumsi dan bermutu baik, sehingga tidak menimbulkan masalah.
”Terasi ini produk unggulan kita. Jadi, harapannya terasi bisa aman dikonsumsi dan bersaing. Tadi disampaikan masih ada campuran zat berbahaya,” papar Jumani. (pras)