PersadaPos, Boyolali – Petani ikan air tawar di Waduk Cengklik, Ngemplak, Boyolali, merugi jutaan rupiah lantaran ikan nila merah di karambanya banyak yang mati massal dalam dua hari ini.
Salah satu petani ikan air tawar di waduk Cengklik, Boyolali, Suhartono mengatakan, pada Senin kemarin, 11 Maret 2024 banyak sekali ikan nila merah di keramba, diperkirakan mancapai 14 hingga 15 ton.
”Sampai hari ini, masih sedikit-sedikit ikan mati yang ditemukan di karamba mati,” kata Suhartono, kepada para wartawan pada Selasa, 12 Maret 2024.
Ia mengatakan, banyaknya ikan di karamba itu mati, karena cuaca buruk yang terjadi sejak Sabtu lalu, 9 Maret 2024, berdampak terjadinya upwelling di petak-petak karamba dan berakibat budidaya ikan air tawar mengalami kematian massal.
”Awalnya hari Sabtu lalu, 9 Maret 2024 itu sudah nggak ada sinar matahari, cuacanya sudah dingin, bediding. Terus jam satu siang (13.00 WIB) sudah hujan sampai jam 5 sore. Kemudian Minggu, 10 Maret 2024 pagi, ikan itu sudah pada loncat-loncat, sudah pada mau mati,” jelasnya.
Suhartono mengungkapkan, sebagian ikan sudah mati dan mengambang di permukaan air, serta sebagian masih di dalam air.
Kemudian, lanjutnya lagi, pada Minggu sore, 10 Maret 2024, sudah banyak ikan yang mengambang, sehingga diambili dan sebagian diberikan untuk pakan ikan lele.
”Paginya pada Senin, 11 Maret 2024 justru ada lagi, bahkan lebih banyak lagi,” imbuh dia.
Kematian ikan nila merah itu, paling banyak terjadi dalam dua hari sebelumnya, ternyata pada Selasa, 12 Maret 2024 juga masih ditemukan ada yang mati, meskipun tak banyak.
”Tapi alhamdulillah, kondisi airnya sudah mulai bening, nggak hitam lagi. Sebelumnya air warnanya hitam. Jadi amoniaknya tinggi, oksigennya kurang, sinar matahari kurang, jadi ikan pada mabuk semua,” terangnya.
Dampak cuaca buruk ini, petani ikan karamba jaring apung di waduk Cengklik, Boyolali mengalami kerugian besar, diperkirakan 14 hingga 15 ton ikan yang mati.
”Kalau punya saya itu, sekitar 1,3 sampai 1,4 ton ikan nila merah yang mati,” tambah Suhartono.
Sedangkan harga ikan nila saat ini, Rp 29 ribu per kilogram, sehingga Suhartono mengalami kerugian sekitar Rp 50 juta.
Padahal, ikan tersebut sudah siap panen dan dipersiapkan untuk dijual di bulan Ramadan dan Lebaran nanti.
Seperti diketahui, puluhan ton ikan milik petani karamba di Waduk Cengklik, Boyolali mati, akibat fenomena upwelling dampak cuaca buruk dalam beberapa hari terakhir.
”Itu dimulai Sabtu lalu (9 Maret 2024), cuacanya kurang bagus. Kejadiannya upwelling, sehingga ikan-ikan pada mati. Matinya kan tenggelam, hari ini pada muncul ke permukaan,” kata Kabid Perikanan Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Boyolali, Nurul Nugroho, kepada wartawan Senin, 11 Maret 2024.
Dijelaskan, ikan-ikan Nila itu banyak yang mati karena kejadian upwelling dampak cuaca buruk, sehingga massa air bawah yang mengandung racun dari penumpukan sisa-sisa makanan, naik dan meracuni ikan-ikan di karamba.
”Dampak cuaca buruk. Beberapa hari ini kan cuaca buruk. Mendung, nggak ada angin, kemudian langsung hujan itu kan ada namanya upwelling, masa air bawah yang mengandung racun itu ke atas meracuni ikan-ikan, sehingga matinya massal,” jelas dia.
Ia menyebutkan, jumlah ikan milik petani ikan karamba di Waduk Cengklik, Boyolali, diperkirakan mencapai puluhan ton. (pras)