PersadaPos, Demak – Banjir yang terjadi di Kabupaten Demak hingga kini semakin meluas menggenangi empat kecamatan, meliputi Kecamatan Karangawen, Kebonagung, Wonosalam, dan Kecamatan Karangtengah.
Kepala Pelaksana BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Demak, M Agus Nugroho mengatakan, warga yang terdampak banjir hingga mencapai 2.493 KK, terdiri dari 9.972 jiwa dari 13 desa.
”Jumlah kecamatan yang terdampak banjir ada empat kecamatan, dengan jumlah desa ada 13, serta jumlah KK yang terdampak 2.493 KK terdiri dari 9.972 jiwa,” rinci Agus dalam keterangannya kepada wartawan pada Rabu, 7 Februari 2024.
Sementara itu, menurut Agus, jumlah areal persawahan di Kabupaten Demak yang tergenang banjir diperkirakan mencapai 1.000 hektar.
Ia mengatakan, pihaknya pada pagi tadi masih melakukan asesmen, untuk memperbarui data banjir yang menggenangi wilayahnya.
Menurut Agus, penyebab meluasnya banjir di Kabupaten Demak, karena bertambahnya debit air dari hulu, berimbas pada empat tanggul jebol, sehingga air melimpas ke permukiman di sekitarnya.
“Hujan deras di wilayah hulu dan debet air meningkat, mengakibatkan empat tanggul jebol,” tambahnya.
Ia menyebutkan, empat tanggul yang jebol yaitu di Dukuh Mangun, Desa Rejosari, Kecamatan Karangawen yang berada di kanan kiri.
Selain itu, katanya, juga tanggul kanan Sungai Cabean, Dukuh Ngemplik, Desa Sidorejo jebol, sehingga air menggenangi di permukiman warga dan persawahan dengan ketinggian sekitar 40-100 cm.
Lalu, katanya lagi, tanggul Sungai Tuntang Desa Pilangwetan, Kecamatan Kebonagung.
Dan, tanggul di bagian kanan Kali Tuntang di Desa Kalianyar dan Desa Tlogodowo, Kecamatan Wonosalam, juga jebol sehingga air melimpas.
Agus menyebutkan, ada empat kecamatan yang terdampak banjir, mulai dari Kecamatan Karangawen yang menggenangi dua desa, yaitu Sidorejo dan Rejosari.
”Sedang warga terdampak di Sidorejo sebanyak 57 KK, di Rejosari sebanyak 495 KK,” ungkapnya.
Dikatakan jumlah pengungsi di Kecamatan Karangawen sebanyak 105 orang, berada di Masjid Al Ikhlas RT 1 RW 5 Dukuh Cabean Kidul Desa Sidorejo dan di kantor UPTD.
”Adapun lahan tanaman padi yang terdampak banjir seluas 105 hektare, serta lahan tanaman jagung seluas 95 hektar,” katanya.
Di Kecamatan Kebonagung, jelas Agus, sda dua desa terdampak banjir, yaitu Pilangwetan sebanyak 453 KK,dan Kebonagung.
Selain warga yang terdapak banjir, di Keonagung juga terdapat rembesan dan pergeseran tanggul sepanjang sekitar 10 meter.
”Ada enam gedung sekolah, satu masjid, dan kantor kelurahan yang juga terendam banjir. Kebutuhan mendesak yaitu pendirian dapur umum, logistik, dan alat berat untuk mengatasi tanggul,” jelasnya.
Menurut Agus, di Kecamatan Wonosalam ada enam desa terdampak banjir, yaitu Kalianyar, Doreng, Tlogodowo, Lempuyang, Karangrowo, dan Kendaldoyong.
Di Kalianyar, katanya, terdapat 349 KK yang terdampak banjir, yaitu di Dukuh Pangkalan dengan ketinggian air sekitar 70 cm, dan di Desa Doreng ada 34 KK terdampak.
”Di Desa Tlogodowo terdapat 304 KK yang terdampak dan 130 orang mengungsidi kantor balai desa, Musala Al Furqon, Musala Al Ikhlas, dan masjid,” katanya.
Di Desa Lempuyang, kata Agus lagi, terdapat 641 KK terdampak banjir, sertadi Desa Karangrowo masih dalam proses pendataan, dan di Kendaldoyong sebanyak 100 KK.
Disebutkan Agus, di Kecamatan Karangtengah ada dua desa terdampak banjir, yaitu Desa Batu dan Ploso.
Di Desa Batu, tambahnya, terdapat air melimpas ke jalan sekitar 10 cm, bahkan di Desa Ploso air menggenangi Dukuh Kalitengah dan Dukuh Kauman.
”Hingga kini, total kerusakan dan kerugian masih dalam proses perhitungan,” pungkasnya. (pras)