PersadaPos, Demak – Banjir di Kabupaten Demak pada Rabu sore, 7 Februari 2024, kian meluas akibat limpasan air dari empat tanggul yang jebol.
Sekda Kabupaten Demak, Akhmad Sugiharto mengatakan, kini genangan air banjir meluas hingga di enam kecamatan, sehingga membuat sekitar 15 ribu lebih warga terdampak.
Menurut Sugiharto, untuk penanganan sementara pihaknya menambal tanggul-tanggul tersebut menggunakan material seadanya untuk penutupan tanggul
”Sedang tanggul yang sudah jebol apalagi parah, kita menunggu hingga surut,” ungkap Sugiharto kepada wartawan, Rabu, 7 Februari 2024.
Ia menjelaskan, untuk tanggul yang sudah jebol, apalagi yang notabene jebolnya cukup besar tidak bisa ditangani.
”Penanganannya kita dibantu masyarakat, bareng-bareng kita tambal pakai sak sak (karung-karung),” imbuhnya.
Selanjutnya, Sugiharto berharap, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) agar menguatkan tanggul-tanggul yang sering jebol.
”Patennya nanti kami mengharapkan dari Balai (Besar Wilayah Sungai) penguatan tanggul-tanggul yang memang sering jebol. Biasanya kan tanggul yang jebol itu langganan,” terangnya.
Sementara itu Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak, M Agus Nugroho mengatakan, banjir di Kabupaten Demak meluas di 6 kecamatan, yaitu Karangawen, Kebonagung, Wonosalam, Karangtengah, Gajah, Dempet
Agus memperkirakan, akibat genangan banjir itu sekitar 4.107 keluarga atau 15.787jiwa terdampak di 15 desa dari enam kecamatan.
”Untuk jumlah sawah terdampak sekitar 1.008 hektar,” kata Agus dalam keterangan resminya terkait update banjir Demak pada Rabu sore, 7 Februari 2024.
Ia menerangkan, penyebab meluasnya wilayah banjir di Kabupaten Demak, akibat hujan deras dan banyaknya volume dari wilayah hulu, sehingga debit air meningkat mengakibatkan 4 tanggul jebol.
Dikatakan Agus, untuk tanggul yang jebol ada di empat titik, yaitu di Dukuh Mangun, Desa Rejosari, Kecamatan Karangawen pada tanggul kanan dan kiri
Lalu, tambahnya, tanggul kanan Sungai Cabean, Dukuh Ngemplik, Desa Sidorejo jebol, sehingga air menggenangi di permukiman warga dan persawahan dengan ketinggian sekitar40-100cm.
Selanjutnya, tanggul Sungai Tuntang Desa Pilangwetan, Kecamatan Kebonagung, juga jebol.
Sedang lainnya, tanggul di kanan Kali Tuntang, Desa Kalianyar dan Desa Tlogodowo, Kecamatan Wonosalam.
Sementara itu enam kecamatan terdampak banjir akibat genangan dari limpasan air tanggul yang jebol, antara lain Kecamatan Karangawen terdapat dua desa yaitu Sidorejo dan Rejosari.
”Warga terdampak di Sidorejo sebanyak 57 KK, dan Rejosari sebanyak 495 KK,” jelas Agus.
Selain itu, tambahnya, jumlah pengungsi sebanyak 105 orang yang berada di dua tempat, yaitu Masjid Al Ikhlas RT 1 RW 5 Dukuh Cabean Kidul Desa Sidorejo dan UPTD. Sedang pertanian terdampak tanaman padi 105 hektare, tanaman jagung 95 hektar.
Agus menyebutkan, wilayah lainnya di Kecamatan Kebonagung terdapat dua desa terdampak, yaitu Desa Pilangwetan dan Kebonagung.
Warga terdapat di Desa Pilangwetan sebanyak 453 KK terdampak, dan Kebonagung terdapat 1300 KK terdampak.
Selain itu di Desa Pilangwetan terdapat 6 sekolah, 1 masjid dan kantor kelurahan juga turut terendam banjir, serta 12 orang mengungsi di Balai Desa Kebonagung.
Selanjutnya, di Kecamatan Wonosalam terdapat 6 desa terdampak banjir, yaitu Desa Kalianyar, Doreng, Tlogodowo, Lempuyang, Karangrowo, dan Kendaldoyong.
Desa Kalianyar, terdapat 349 KK terdampak banjir di Dukuh Pangkalan dengan ketinggian air sekitar 70 cm, Desa Doreng terdapat 34 KK terdampak, Desa Tlogodowo terdapat 274 KK terdampak dan 130 orang mengungsi.
”Para pengungsi tersebut tersebar di Balaidesa, Musala Al Furqon, Musala Al Ikhlas, dan Masjid,” ungkapnya.
Untuk Desa Lempuyang terdapat 81 KK terdampak, Desa Karangrowo 743 KK terdampak dan 120 hektar lahan persawahan usia 60 hari terdampak.
Dijelaskan Agus, di Kecamatan Karangtengah, terdapat dua desa terdampak banjir, yaitu Desa Batu dan Ploso.
”Desa Batu terdapat 154 KK terdampak dengan ketinggian 10-20 cm dalam rumah, dan di Desa Ploso terdapat 172 KK terdampak,” paparnya.
Untuk Kecamatan Gajah terdapat 3 desa terdampak banjir, yaitu Tambirejo, Medini, dan Sambung.
Desa Tambirejo terdapat 3 hektar sawah terdampak banjir, Desa Medini masih dalam perhitungan areal persawahan yang terdampak, Desa Sambung terdampak banjir di area jalan raya dan persawahan.
Agus mengatakan, Kecamatan Dempet terdapat satu desa terdampak banjir, yaitu Desa Sidomulyo, sedang area persawahannya terdampak banjir 3 hektare.
”Kebutuhan mendesak untuk warga terdampak banjir, meliputi pendirian dapur umum, logistik, zak, bambu, tikar dan selimut, obat-obatan, dan alat berat,” pungkasnya. (pras)